Dengan stok saat ini, Enggartiasto menekankan belum ada keinginan untuk impor lagi. Apalagi masa lebaran sebagai momentum puncak kebutuhan beras sudah lewat.
"Kalau sudah cukup ya sudahlah", kata Enggartiasto kepada wartawan, pekan lalu (industry).
Enggartiasto tidak asal bunyi. Karena data cadangan beras yang dirilis Perum Bulog lewat surat tanggal 9 Agustus 2018 dengan nomor B-1034/11/DO303/08/2018 lalu menguatkan argumen Menteri Perdagangan. Lewat surat tersebut, Bulog menjelaskan bahwa hingga Juli 2018 kemarin stok beras Bulog masih berada di angka 1,861.404 ton. Terdiri dari pengadaan dalam negeri sebanyak 1.331.881 ton dan eks impor 529.523 ton. Dengan stok yang dikuasai tersebut Perum Bulog siap untuk melaksanakan penugasan yang diamanahkan pemerintah
Stok cadangan nasional dinyatakan aman jika Bulog menyimpan 1 - 1,5 juta ton beras. Surat itu langsung ditujukan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI.
Menjaga stok beras nasional di taraf aman adalah tugas pemerintah. Tujuannya agar tidak terjadi lonjakan harga beras yang menjadi kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Kalaupun ada pihak-pihak yang menentang impor beras, bisa jadi mereka adalah orang-orang yang memperoleh keuntungan dari naiknya harga beras dan masyarakat yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H