Negeriku amat asri
Nyaman, damai serta sejahtera
Kebahagiaan rakyat bagai emas yang berharga
Kicauan burung di pagi hari
Membawa kesejukan bagi hati
Para petani berjalan silih berganti
Bercocok tanam padi tanpa henti
            Namun .....
            Itu yang ku rasakan sepuluh tahun yang lalu
            Kini negeriku porak poranda
            Tanpa ada rasa iba di hati mereka
Para pengusaha menginjak-injak lahan padi
Berdirinya gedung-gedung pencakar langit
Menggantikan tanaman-tanaman yang tumbuh subur di tanah ibu pertiwi
Hanya demi uang dan kekuasaan
            Kini ibu pertiwi menderita
            Merasakan rasa sesak di dalam dada
            Melihat penderitaan para rakyat
            Yang ditindas para pengusaha
Uang...uang,,,uang...
Sebuah lembar kertas
Yang membutakan segalanya
Hancurlah sudah negeri ini
Jika uang dijadikan tolak ukur kekeuasaan
            Ibu pertiwi...
            Bila uang jadi bahan bakar kekuasaan
            Maka akan ku jadikan
            Generasi muda untuk mememiliki rasa iba
            Untuk menjadi bahan pemadam
Pencipta Pertama Ayu Ratna Listi
Mahasiswa S1 Manajemen, Fakultas EkonomiÂ
Universitas Islam Sultan Agung
Pencipta Kedua Ibu Melian Arsanti,S.Pd.,M.pd.
           Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H