Mohon tunggu...
Ni Made Ayu Randika Januartini
Ni Made Ayu Randika Januartini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

a cat lover who enjoys reading books, watching movies, and listening to music.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hanya untuk Remaja Putri, Uniknya Tradisi Nyunggi Pratima di Desa Budeng

11 Maret 2024   23:23 Diperbarui: 11 Maret 2024   23:26 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melasti merupakan salah satu upacara yang dilaksanakan sebelum Hari Raya Nyepi, tepatnya 3 hari sebelum Nyepi. Makna dari dilaksanakannya upacara ini adalah untuk membersihkan segela kotoran dalam diri dan alam semesta. Karena itu pada saat hari Melasti, seluruh umat Hindu bali akan pergi ke sumber air (pantai, sungai, dsb) dengan membawa Pratima untuk dibersihkan dari segala kotoran sebagai perwujudan penyucian bhuana alit dan bhuana agung.

            Hampir semua daerah di Bali memiliki tahapan-tahapan yang sama dalam melaksanakan upacara melasti. namun, salah satu desa di sudut Kabupaten Jembrana memili tradisi unik dalam melaksanakan upacara melasti. Desa Budeng merupakan desa kecil yang terletak di Kecamatan Jembrana. Pelasanaan upacara Melasti di Desa Budeng juga sebenarnya sama dengan desa lainnya, yaitu dengan cara dijunjung menggunakan jempana oleh masyarakat desa khususnya laki-laki baik remaja maupun orang tua. Namun terkhusus Pratima di pura gede bingin disunggi oleh remaja putri yang sudah mengalami menstruasi dan belum menikah, hal ini dipercaya dikarenakan Ida Bhatara yang berstana di Pura Gede Bingin meraga istri atau berwujud perempuan dan memiliki nama (mepesengan) Dewa Ayu Mas Dalem Jimbaran.

         

dok. pri
dok. pri

   Tradisi Nyunggi Pratima merupakan tradisi turun temurun yang dilaksanakan di Desa Budeng. Tradisi ini dilakukan saat upacara Melasti dan piodalan di Pura Gede Bingin. Tahapan persiapan tradisi nyunggi Pratima pada upacara melasti yaitu dimulai dari menghias jempana dengan kain kuning, kemudian dilanjutkan dengan upacara mereresik atau membersihkan Pratima Ida Bhatara. Secara simbolis Ida Bhatara akan keramas menggunakan air daun dapdap. Kemudian selanjutnya Pratima Ida Bhatara akan dihias menggunakan bedak, kemudian setalah akan dihias dengn bunga mas, cempaka kuning, sandat, dan kamboja. Kemudian setelah dihias, Pratima ida Bhatara akan dilinggihan (ditempatkan) di jempana, setelah itu pemudi desa yang sudah dipilih untuk nyundut/nyunggi Pratima ida bhatara akan diberikan kwace kuning ida bhatara yang diselempangkan dibahu, kemudian baru akan dibantu menyinggu pratima ida bahatara oleh pemudi lainnya dan pemangku pura. Setelah itu akan berjalan bersamaan dengan Pratima-pratima lainnya menuju ke pura puseh untuk kemudian dilinggihan/ditempatkan di bale agung sebelum besoknya akan disunggi ke pantai untuk melaksanakan upacara melasti.

Setelah kembali dari pantai, Pratima akan dibawa kembali ke pura desa, dan dilinggihan/ditempatkan kembali di bale agung selama sehari, sebelum besoknya akan mewali/kembali ke gedongan pura masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun