Mohon tunggu...
Laily Wahyu Ramdhani
Laily Wahyu Ramdhani Mohon Tunggu... -

Dream the Impossible~ I am girl who like drawing doddle art & writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melihat bagaimana Kelompok Sosial "In-group" dan "Out-group"

22 April 2018   23:20 Diperbarui: 23 April 2018   00:13 3166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Manusia sebagai Makhluk Sosial', istilah ini seringkali kita dengar. Memang benar, diantara manusia satu dan lainnya saling membutuhkan. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Manusia juga memiliki banyak perbedaan yang membuatnya saling melengkapi satu sama lain. Jadi, sangat tidak baik jika ada orang yang menganggap perbedaan adalah hal yang dapat memecah belahkan kehidupan bersosial.

Setiap orang memiliki perbedaan, baik itu dalam bentuk fisik, dalam berpendapat dan argumen, dan lain sebagainya. Salah satu cara untuk memperkokoh persatuan dan saling menghargai satu sama lain.

Didalam bersosial juga kita temui ada 2 macam kelompok. Yang pertama, kelompok dalam (in group) kelompok ini terbentuk karena beberapa kriteria seperti status sosial-ekonomi, prestasi akademik atau non-akademik, ras, budaya dan lain sebagainya. Sedangkan, kelompok lain di luar kelompok dalam disebut kelompok luar (out group)

Contohnya, penulis berasal dari Lombok dan saat ini berkuliah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, disini penulis bersosialisasi dengan mahasiswa/i UIN Malang yang berasal dari Lombok. Komunikasi antar satu sama lain sangatlah erat karena kesamaan daerah,budaya dan bahasa. Jadi, penulis dan teman-teman yang berasal dari Lombok adalah kelompok dalam karena kesamaan tadi. Sedangkan out group nya adalah teman-teman yang berasal dari daerah lain. Begitu juga dengan teman-teman yang berasal dari Malang misalkan, tentu penulis adalah kelompok luar dari mereka.

Tetapi, teman-teman yang kelompok luar tadi bisa jadi merupakan kelompok dalam penulis dalam beberapa hal, begitu juga sebaliknya. Misalkan, penulis dan dia berada dalam satu organisasi karya ilmiah, berarti penulis dan dia merupakan in group dalam organisasi.

Dari segi in-group atau out-group ini konselor bisa melihat bagaimana cara kliennya memposisikan diri. Tapi, bukan konselor yang membuat kelompok ini melainkan pembagian kelompok ini tergantung pada individu sendiri.

Adanya In-group dan Out-group ini seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membina sosialisasi yang baik antar keduanya. Tapi masih banyak dari masyarakat sendiri menganggap jika ada orang atau kelompok yang merupakan Out-group nya, maka merekalah musuh yang harus mereka basmi. Pemikiran seperti ini perlu dijauhi dan sebagai orang yang menjunjung tinggi persatuan sudah seharusnya dalam setiap sosialisasi kita selalu menghargai apapun itu.

Hal yang dapat kita ambil disini adalah kita sebagai makhluk sosial tidak serta Merta memuji ataupun menjatuhkan orang hanya karena kita out-group dengannya, kita seharusnya saling menghargai satu sama lain sehingga tidak terdapat perpecahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun