Mohon tunggu...
Laily Wahyu Ramdhani
Laily Wahyu Ramdhani Mohon Tunggu... -

Dream the Impossible~ I am girl who like drawing doddle art & writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru BK Teman Curhatku, Kenapa Tidak?

9 Februari 2018   12:24 Diperbarui: 9 Februari 2018   13:01 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat dari judul saja pasti banyak yang berpikiran.

'loh, kok guru BK dijadikan teman curhat? Emang bisa? kena marah sih iya'

'Ngerii, masa guru BK diajak curhat'

'nggak bisa bayangin haha'

Nah, respon-respon seperti itu tentunya banyak berkumandang disekitar kita. Sudah merupakan hal yang umum dalam kehidupan sekolah, guru BK dikenal dengan sosoknya yang galak dan menankutkan.Tapi apakah semua guru BK menakutkan? Jelas tidak. Sebenarnya pikiran negatif kita yang berkata seperti itu tanpa tau sebabnya lebih mendalam. Jika kita selalu menaati semua peraturan yang ada, tentu tidak ada alasan bagi guru BK memarahi dan menghukum kita. Sebaliknya, jika kita tidak menaati peraturan, sudah tentu Guru BK bertindak tegas atas kesalahan yang kita lakukan. Dan disinilah kenapa para siswa tidak menyukai guru BK dan men-judge guru BK adalah sosok yang galak dan menakutkan. Padahal sosok guru BK yang negatif tersebut kita sendiri yang mengasumsikannya. Lalu kenapa kita perlu curhat kepada guru BK?

Mari lihat pengertian dari BK itu sendiri. Bimbingan Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dan pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia dapat bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Jones (1951).

Jelas dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya tugas dari guru BK adalah untuk mengarahkan, menunjukkan, mengatur siswa-siswa nya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dan untuk mencapai hal itu, guru BK mempuyai cara masing-masing yang dianggap paling tepat mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, guru BK dikenal galak dan ditakuti, terkenal suka kepo, dan musuh bagi murid yang nakal. Lagi-lagi kita menggunakan pikiran negatif kita. Padahal guru BK sendiri adalah sarana terbaik kita mencurahkan isi hati jika dilihat dari segi positif. Salah besar jika kita mengatakan guru BK ditempatkan di setiap sekolah hanya untuk menghukum dan memarahi siswa.

Beliau-beliau semua ditugaskan untuk menjadi sarana untuk menstabilkan tingkat psikologi para siswa. Semua siswa pasti pernah merasakan bagaimana stress nya belajar, bagaimana banyak PR dan tugas kelompok yang harus secepatnya dikerjakan seiring full day yang diberlakukan di sekolah, belum lagi drama kehidupan yang begitu banyak yang harus kita atasi disaat kita masih berusia belasan tahun dan masih labil. Ketika kita sudah merasa dalam tingkat stress yang meningkat, siapa tempat kita mencurahkan isi hati? Tuhan, ALLAH! Lalu siapa? Selain teman, mungkin kita merasa sedikit enggan bercerita pada orang tua atau guru.

Dan solusinya adalah guru BK. Kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke psikiater menanyakan masalah kita jika kita memiliki guru BK yang tentu mengetahui banyak tentang psikologi. Ini tentu adalah sebuah manfaat yang besar tapi sering kita sepelekan dan menilai guru BK dengan asumsi negatif kita. Lalu, pantaskah kita disebut siswa yang baik?

Selanjutnya, saya akan sedikit bercerita tentang guru BK saya di SMA. Saya kebetulan bersekolah di salah satu sekolah swasta khusus perempuan di Pancor, Lombok Timur. Tepatnya di MA Mu'allimat NW Pancor. Ummi Itikharah (Ummi adalah panggilan untuk guru perempuan di sekolah kami), beliau adalah guru BK kami. Semoga beliau selalu sehat, diberikan panjang umur dan selalu berada dalam lindungan Allah, aminn. Saya rasa beliau perlu dicontoh. Beliau ini adalah sosok yang sangat lembut, sabar, sederhana, disamping itu beliau sudah menginjak usia 50-an dan masih tetap mengabdi di Muallimat.

Walaupun guru BK, beliau sama sekali tidak pernah sedikitpun terlihat marah, cemberut saja saya rasa tidak pernah. Setiap hari beliau berjalan dari kelas ke kelas memanggil setidaknya 5 orang anak yang ditemui yang kebetulan memiliki jadwal kosong untuk curhat ke ruangannya. Setiap ada anak yang sedikit bermasalah beliau dengan senyum tulus berjalan mencari dan menemui anak tersebut dan menggandeng tangannya untuk curhat ke ruangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun