Mohon tunggu...
Ayu Rahmawati
Ayu Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perempuan yang punya mimpi besar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Secarik Cerita Ramainya Pasar adalah Rumah Kedua

20 Juni 2023   13:15 Diperbarui: 20 Juni 2023   13:44 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Kalo di rumah itu jenuh sepi, anak-anak kerja jadi kalo di rumah itu sendirian. Kadang anak-anak yang tinggal bersama itu kerja, dan anak yang lainnya tinggal pisah di kota yang berbeda. Kalo di pasar saya ketemu sama temen-temen yang sama aja jualan seperti saya,  bis a saling ngobrol. Terus ketemu orang beli itu rasanya seneng banget. Ya walaupun kadang aja ada yang suka nawar sama kadang ga jadi beli"

Pendapatan dari hasil berjualan di pasar memang tidak seberapa, namun bagi ibu Sunarsih penghasilan ini setidaknya mampu memenuhi ekonomi dikeluarganya. Pendapatan yang kadang tidak menentu ini juga dirasakan sama oleh pedagang lainnya, apalagi ketika harga bahan pokok dan bahan bakar melonjak tinggi. Para pedagang selalu berusaha memutar otak untuk keberlangsungan jualannya. Penghasilan yang sangat menurun adalah ketika Indonesia diterpa oleh bencana wabah covid -- 19, dimana perekonomian Indonesia tergunjang drastis. Bagi para pedagang di pasar tradisional  covid adalah suatu penurunan yang sangat terasa, pasalnya ketika pemerintah mulai memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat di Indonesia yang dimana sebagian besar pasar tradisional ditutup sementara untuk upaya penyegahan penyebaran virus ini.

"Ya mas, namanya juga orang jualan kaya gini kadang tidak menentu pendapatanya. Kadang sehari pendapatan bersihnya itu sekitar serratus ribu, kalo lagi rame ya bisa nyamoe dua ratus lima puluh ribu per harinya tapi kalo lagi sepi banget penghasilannya perhari dapet limapuluh ribu. Sewaktu ada corona pasar tutup selama berbulan-bulan lamanya yang menyemabkan tidak adanya penghasilan dan kita sebagai pedagang di pasar diam dirumah"

Di usia senja juga, dengan Tulang nya yang sudah rentan namun masih kuat berjalan  tidak menutup kemungkinan bahwa akan mengalami sakit yang  sama diderita oleh kebanyakan lansia begitu pula dengan ibu Sunarsih yang terkadang merasakan pegal-pegal. Menurut beliau dengan menjaga pola makan yang baik dan menjaga kesehatan  bagi dirinya sendiri adalah sebuah hal yang paling penting. Namun dengan semangat juang yang selalu ibu Sunarsih  pancarkan menjadi energi positif bagi orang-orang yang ada disekitarnya dan memotivasi orang-orang untuk memiliki semangat yang sama.

Proses dari perjalanan hidup setiap orang memang berbeda-beda dan setiap orang juga sudah dituliskan garis takdir terbaiknya oleh sang pencipta. Dengan segala alur yang sudah ditakdirkan ibu sunarsih hanya bisa meminta untuk selalu diberikan kesehatan dan kekuatan di usia yang sudah renta ini, serta selalu diberikan keberkahan dalam menjalani hidup.

"Ibu selalu berdoa sama gusti allah, minta diberikan kesehatan dan kekuatan buat ngejalani hidup, memang takdir manusia itu kan udah di tentukan dan direncanakan tapi kita sebagai manusia harus tetap berdoa sama gusti allah dan ikhtiar  menjalani hidup. Sadar usia ibu yang sudah tua tapi harus selalu bersyukur atas apa yang sudah dikasih gusti allah pasti itu yang terbaik".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun