Feature Human Interest - Bunyamin
Ibu Sunarsih memiliki kehidupan yang merarik untuk dikulik, pada umurnya yang terpaut tidak lagi muda namun jiwa nya masih memiliki semangat pantang menyerah.Â
Menyatu padu dengan kehidupan pasar yang ramai, ricuh orang-orang dengan segala transaksi jual beli, dan lalu lalang orang melakukan tawar menawae, suasana bising seperti itu telah beliau singgahi selama puluhan tahun dan telah menjadi hal yang lumrah setiap harinya.Â
Di usianya yang mengijak 60 tahun , namun kegigihannya dalam menjalani profesi sebagai seorang pedagang di pasar tradisional patut diacungi jempol, pasalnya beliau tekun dan konsisten dalam menjalani kehidupannya.
"Saya di pasar ini sudah hampir dua puluh tahunan, dari semenjak pasar ini belum punya bagunan, sampai sekrang ya alhamdulilah sudah ada bangunannya, jadi kalo hujan ya ga kehujanan dan kalo panas ga kepanasan" Ucap Ibu Sunarsih.
Pasar merupakan rumah kedua bagi ibu Sunarsih, Pagi-pagi buta saat ayam jago mulai berkokok, beliau dengan diantarkan oleh anak laki-lakinya menuju pasar untuk membuka lapaknya.Â
Setelah membuka lapaknya, terkadang anaknya sering mendampingi untuk berjualan, namun terkadang juga hanya ibu Sunarsih sendiri yang menjaga lapaknya. Pasalnya karena anak laki-lakinya ini juga mempunyai pekerjaan sebagai kuli bagunan yang mana tidak bisa setiap hari menemani ibu Surnasih berjualan di pasar. Â Namun hal tersebut telah menjadi hal yang biasa bagi Ibu Sunarsih sendiri. Â
Usianya yang senja tak mengurangi lengkungan sabit di pipinya. Terknal dengan pribadi yang ramah, tak sedikit orang yang senang untuk berinteraksi dengan beliau. Segala aktivoitas hamper setiap harinya seperti itu, menhabiskan waktu di pasar dari pagi hingga menjelang sore tiba.
Pada usia seumurannya yang sudah renta, memang sudah masuk kepada masa-masa menikmati masa tua, dengan menikmati kehidupan di rumah saja. Berkumpul dengan anak dan cucu . Namun hal tersebut tidak berlaku oleh  Ibu Sunarsih, masa tua  menurutnya bisa dinikmati dengan berbagai hal salah satunya dengan berjualan di pasar. Dengan banyak berinterkasi di pasar bersama orang-orang membuat kehidupan masa senja nya terasa lebih bermakna dan berwarna.Â
Pasalnya tidak sedikit juga pada usia Ibu Surnasih ini mengalami rasa kesepian dimana ketika aktivitas kehidupannya orang terdekat atau sekitarnya sangat sibuk, dan ibu Sunarsih ini sendiri di rumah dan merasa jenuh. Rumah kedua atau kehidupan di pasar yang selalu ditekuni ibu sunarsih ini, beliau jalankan dengan penuh kegigihan dan sebagai tempat mata pencaharian.