Pendidikan saat ini juga memberikan fokus dan perhatian terhadap penerapan gerakan literasi di sekolah dasar. Pentingnya membekali siswa dengan keterampilan literasi sejak usia dini sehingga menjadikan kebiasaan baik yang akan dapat terus dilakukan siswa ketika memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Gerakan literasi dapat membawa perubahan bagi siswa sehingga tidak hanya terpaku pada pengajaran teknik membaca dan menulis tetapi juga berkreasi melalui karya siswa.
Artikel ini membahas mengenai kegiatan yang diterapkan dalam gerakan literasi di sekolah dasar. Selain itu, akan menguraikan kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas gerakan literasi di sekolah dasar. Sehingga gerakan literasi di sekolah dasar juga memiliki peran penting dalam meningkatkan keterampilan siswa membaca dan menulis bagi siswa kelas rendah maupun kelas tinggi yang kurang kemampuan membacanya. Gerakan literasi di sekolah dasar dapat diterapkan dalam berbagai macam kegiatan seperti membaca buku, menulis ringkasan cerita, bermain peran, mengaktifkan mading, membuat karya puisi dan membacakannya, maupun aktivitas di tengah kegiatan pembelajaran. Kegiatan literasi di sekolah dasar melalui pemanfaatan pojok baca dan mading.
a.Pojok Baca
Pojok baca adalah sebuah sudut baca di kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku yang ditata secara menarik untuk menumbuhkan minat baca siswa (Faradina, 2017). Sudut baca ini sebagai perpanjangan dari fungsi perpustakaan Sekolah Dasar yaitu untuk mendekatkan buku kepada siswa, buku yang tersedia bukan hanya buku pelajaran tetapi terdapat juga buku non pelajaran. Buku yang tersedia di pojok baca sebagian berasal dari perpustakaan sekolah. Senada dengan hal ini permendikbud tahun 2016 menjelaskan bahwa sudut baca merupakan sebuah ruangan yang terletak di sudut kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku dan berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan. Melalui sudut baca ini siswa dilatih untuk membiasakan membaca buku, sehingga menjadikan siswa gemar membaca. Kemendikbud (2016: 13) juga menjelaskan bahwa pojok baca yaitu suatu sudut atau tempat yang berada di dalam kelas yang digunakan untuk menata buku atau sumber belajar lainnya dalam rangka meningkatkan minat baca dan belajar siswa melalui kegiatan membaca yang menyenengkan.
Berdasarkan kegita pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pojok baca merupakan tempat di sudut kelas yang dimanfaatkan untuk meletakkan buku secara menarik untuk menumbuhkan perilaku gemar membaca melalui kegiatan membaca yang menyenangkan.
b.Mading
Majalah dinding adalah media informasi yang sering dijumpai di sekolah terutama sekolah menengah atas. Majalah dinding sering disebut mading atau bulletin board atau koran dinding. Menurut Rusdi, majalah dinding atau biasa disebut mading adalah salah satu media komunikasi yang ditempel di dinding yang merupakan media komunikasi dan informasi yang mudah dan murah (Rusdi, 2014). Kemudahan tersebut karena mading dapat dibuat oleh siapa saja yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk itu, terutama bagi siswa dan guru di sekolah. Majalah dinding adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana (Nursisto, 1999: 1) dalam buku (Wahyudi, 2018: 46). Menurut Suharsimi Arikunto dalam artikelnya dalam buku (Wahyudi, 2018: 46) majalah dinding adalah sebuah kumpulan tulisan yang di tempel di sebuah papan, yang dalam tulisan ini yang di tempel di dinding kelas maupun papan pengumuman di sekolah.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan majalah dinding atau mading adalah sebuah media informasi dan komunikasi yang di sajikan dengan di tempel pada dinding.
c.Literasi
Kegiatan atau aktivitas guna meningkatkan perilaku gemar membaca dan menulis telah mulai diterapkan di Indonesia saat ini yang disebut dengan kegiatan literasi (Kurniawan et al., 2019). Tompkins (1991:18) menyatakan bahwa literacy adalah kemampuan membaca dan menulis dalam pelaksanaan tugas yang diberikan serta berkaitan dengan kehidupan. Menurut Sulzby (1986) mendefinisikan pengertian literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis. Namun, literasi tidak hanya meliputi kemampuan membaca dan menulis saja tetapi berbahasa juga termasuk dalam cakupan literasi. Literasi dalam berbahasa membutuhkan kemampuan mengolah kosa kata yang bervariasi. Pengertian secara luas, literasi merupakan kemampuan yang mencakup berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dan berpikir.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disintesiskan bahwa literasi adalah kemampuan seseorang dalam berbahasa yang mencakup kegiatan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara, memahami bacaan, serta berpikir atau menganalisis suatu hal.
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan literasi melalui mading kelas dan pojok baca dilakukan oleh Tim Kampus Mengajar Angkatan 5 di SD Negeri 1 Bayemharjo. Dalam dokumentasi peneliti mengabadikan foto kegiatan literasi yang dilakukan oleh siswa memanfaatkan pojok baca dan mading yang telah dibuat.
1) Pojok baca
Pembuatan pojok baca ini membutuhkan bahan yaitu: kardus, kertas asturo, kertas karton, kertas lipat, double tipe, isolasi, dan lem kertas. Sedangkan alat yang digunakan antara lain: spidol, pensil, penghapus, gunting, pensil warna, crayon, penggaris, jangka, dan bolpoin. Proses pembuatan pojok baca  ini dilakukan oleh siswa bersama dengan tim kampus mengajar angkatan 5 SD Negeri 1 Bayemharjo. Proses pembuatan pojok baca ini membutuhkan waktu lebih dari satu hari, dan dilakukan pada saat jam kegiatan literasi. Proses pembuatan pojok baca ini dilakukan di sekolah dan pada tahap pewarnaan dilakukan oleh siswa di rumah. Siswa membuat karya hiasan untuk pojok baca agar kegiatan membaca lebih menarik sehingga siswa senang mencari buku untuk dibaca pada saat jam kegiatan literasi.
Pojok baca di kelas dimanfaatkan sebagai tempat bagi siswa yang kurang kemampuan membaca sehingga dibimbing oleh tim program. Selain itu pojok baca juga digunakan dalam memajang karya siswa seperti bentuk-bentuk karya yang ditempel pada pojok baca. Kelas disediakan pojok baca yang dapat digunakan siswa pada saat literasi 15 menit maupun sebagai tempat menyimpan buku sementara sebelum dikembalikan ke perpustakaan sekolah. Pojok baca ruangan kelas dilengkapi dengan buku-buku bacaan bervariasi yang digunakan sebagai sumber bacaan bagi siswa. Â Buku-buku diambil dari perpustakaan sekolah dan ada juga buku yang dibawa siswa dari rumah untuk dibaca di sekolah. Penyusunan buku yang terdapat di ruangan pojok baca merupakan kerja sama antara tim dan juga siswa. Budu ditata sedemikian rupa agar rapi dan menarik di pojok baca dalam kelas. Menghias pojok baca dilakukan bersama-sama oleh tim dan juga siswa, tujuannya agar siswa ikut berkreasi serta menciptakan suasana yang nyaman, menarik, menyenangkan dan menumbuhkaan minat baca siswa.
Â
Di SDN 1 Bayemharjo terdapat beberapa siswa yang kurang dalam kemampuan membaca maupun menulis bahkan ada yang sama sekali belum hafal huruf alphabet, sehingga perlu adanya bimbingan belajar membaca dan menulis. Pelaksanaan bimbingan ini dilakukan selama 30 menit dan dua kali dalam seminggu. Bimbingan dilakukan dengan memanfaatkan pojok baca. Bimbingan ini dilakukan dengan bekerjasama bersama tim, guru dan orang tua siswa, sehingga pada saat jadwal pelaksanaan bimbingan siswa akan memiliki jam tambahan sepulang sekolah. Apabila kemampuan siswa meningkat maka siswa akan diber reward sebagai bentuk apresiasi semangat belajar sehingga siswa terus termotivasi dalam belajar.
2) Mading (majalah dinding)
Pembuatan mading ini membutuhkan bahan yaitu: sterofoam, kertas asturo, kertas karton, kertas lipat, double tipe, isolasi, dan pin mading. Sedangkan alat yang digunakan antara lain: spidol, pensil, penghapus, gunting, penggaris, jangka, dan bolpoin. Proses pembuatan mading ini dilakukan bersama dengan tim kampus mengajar angkatan 5 SD Negeri 1 Bayemharjo. Sedangkan pada proses pembuatan karya mading dilakukan oleh siswa kelas IV. Proses pembuatan karya mading ini dilakukan pada saat kegiatan literasi di pagi hari, karya tiap pesrta didik akan ditempel di mading secara bergantian. Apabila sudah penuh maka karya akan disimpan kemudian akan ditempel di minggu berikutnya. Pembaharuan karya juga dapat dilakukan siswa apabila terdapat karya baru yang ingin dipajang.
Mading merupakan sebuah sarana yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan karya baik berupa puisi, pantun, gambar, maupun karya lainnya. Mading kelas terdapat di ruangan kelas bagian belakang. Setiap siswa bertugas membuat karya untuk di tempel di mading secara bergantian dan dihias agar menarik. Dalam hal ini,  siswa  dapat meningkatkan kreativitasnya dalam mengembangakn ide dan menghasilkan karya tulisan. Selain itu,  siswa juga dapat membaca hasil karya teman-temannya yang lain. Hasil karya yang telah dibuat oleh  siswa , ditempelkan pada mading yang telah disediakan di dalam kelas. Tujuan adanya mading adalah untuk menumbuhkan minat baca, sarana kreativitas siswa dan keterampilan  siswa dalam hal menulis.
Selama kegiatan literasi berlangsung, tim kampus mengajar di SD ini mengamati peran aktif  siswa dalam pembelajaran dan kreativitas  siswa  dalam melaksanakan tugas. Bentuk pengamatan penilaian pembelajaran literasi dilakukan melalui kegiatan menulis, membaca, dan berkreasi dalam karya. Penilaian praktik pada keterampilan membaca, yakni membaca dengan nyaring, hal ini dilakukan sebagai penilaian kemampuan membaca. Bahan tes kemampuan membaca diambil dari buku pelajaran. Penilaian menulis dilaksanakan dengan memperhatikan isi, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI