Mohon tunggu...
Ayu Rahayu
Ayu Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Hukum keluarga islam di universitas Islam negeri Raden intan Lampung

Hoby mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ruang Kelas yang Bersih Menjadikan Kenyaman dalam Kegiatan Belajar Mengajar

25 Oktober 2022   15:05 Diperbarui: 6 Desember 2022   20:55 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sebelumnya saya akan menuliskan sebuah artikel yang dimana ini juga adalah salah satu pengalaman saya.

Ruang kelas yang bersih akan menjadikan para siswa/i merasa nyaman belajar di dalamnya terlebih ketika kita mendapat jadwal matakuliah pada siang hari yang mana membuat mood, baik bagi dosen ataupun siswa/i nya menjadi kurang nyaman.

 tetapi dengan adanya ruang kelas yang bersih akan membuat para dosen dan siswa/i nya kembali belajar dengan mood yang baik.

Terlebih ketika di dalam ruang kelas terdapat kipas angin atau AC sebagai penunjang kenyaman dalam kegiatan belajar mengajar

Tepat waktu dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar pun menjadikan salah satu kenyaman dan menjadikan sikap disiplin baik untuk para dosen maupun untuk siswa/i nya. 

Belajar di kelas tentu telah menjadi menu harian untuk Bapak/Ibu dosen dan para siswa/i di kampus. 

 Sebagai fasilitator utama di kelas, dosen sangat berperan untuk membuat menu harian ini selalu segar, menarik, dan tidak membosankan. Maka dari itu, penyajian materi dengan cara-cara yang baru dan menyenangkan dapat menjadi salah satu faktor untuk menentukan hasil dari proses belajar mengajar di kelas. Dengan suasana kelas yang menyenangkan, siswa akan menikmati kegiatan belajar mereka tanpa adanya perasaan tertekan. Lalu, bagaimana ya caranya membuat kelas tidak membosankan dan menjadikannya menyenangkan? Yuk, kita simak rahasiannya!!! 
1. membuat atau memancing para siswa/i dengan pertanyaan pertanyaan yang menarik

Full attention atau perhatian penuh juga bisa didapatkan dari memancing pendapat, diskusi atau debat argumen antara siswa/i dan dosen. Memang tidak semua anak bisa dengan leluasa mengeluarkan ide mereka. Nah sebagai dosen, di sinilah peran Bapak/Ibu untuk percaya pada kemampuan masing-masing siswa/i dan pacu mereka untuk berani berpendapat, serta menghargai apapun yang mereka ungkapkan.
Cara ini dapat melatih siswa/i untuk belajar mendengarkan orang lain, keberanian untuk berbicara dan lebih terbuka pada perbedaan pendapat. 

Hal ini sangat penting untuk mereka karena akan menjadi bekal saat berinteraksi dengan orang lain, baik itu dengan teman, dosen, orang tua atau masyarakat pada umumnya.

2. Manfaatkan Teknologi

Hanya menjelaskan dengan menulis di papan tulis bisa jadi sudah tidak zaman, lho. Penggunaan teknologi dapat membantu dosen menciptakan suasana aktif dan segar di dalam kelas. Gunakan laptop, internet dan proyektor untuk mengubah materi pelajaran text book ke dalam audio visual. Jika ingin lebih mudah, Bapak/Ibu dosen bisa langsung memperlihatkan video yang ada di ruang belajar  sesuai dengan materi yang sedang disampaikan. Dengan penyajian yang baik dan menarik, fokus anak akan lebih terarah pada materi yang disampaikan.

3. Miliki sifat humoris

Siswa mana sih yang tidak suka dengan dosen yang lucu? Untuk meningkatkan semangat mereka, penting untuk Bapak/Ibu memberikan humor segar di tengah-tengah pengajaran yang sedang diberikan. Tidak hanya itu, sifat humoris yang dimiliki oleh seorang dosen juga dapat memberikan efek kedekatan antara siswa dan dosen lho. Semakin siswa/i merasa dekat dengan dosennya, maka apa yang disampaikan oleh dosen juga akan lebih mudah diserap oleh mereka.

4. Samakan perhatian dosen terhadap siswa/i yang lain

Terkadang dosen akan lebih cenderung memerhatikan murid yang pintar dan aktif di kelas. 

Anak yang diam saja di kelas biasanya akan kesulitan untuk mendapatkan kesempatan untuk menuangkan ide ataupun mengaktualisasikan dirinya di kelas. 

Maka sering dikatakan untuk menjadi anak yang “paling” di kelas, baik itu paling pintar, paling suka telat, paling cantik, paling nakal, dan sebagainya. Karena dengan menjadi yang “paling” barulah anak akan diperhatikan oleh dosen. 


Sebagai seorang dosen,  sebenarnya sudah menjadi tugasnya untuk menemukan benih-benih unggul yang ada di dalam diri masing-masing anak. 

Percayalah bahwa setiap anak mempunyai talenta dan potensinya yang berbeda-beda. Dengan begitu, setiap anak akan merasa memiliki kesempatan untuk membuktikan dirinya serta membuat kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun