pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja dari pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diinginkan. Kepuasan pasien menjadi tanggung jawab pihak pelayanan kesehatan. Sarana dan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan keinginan pasien, tidak menutup kemungkinan pasien tersebut akan selalu berkunjung dan berobat pada layanan kesehatan tersebut. Ketidakpuasan pasien pada pelayanan kesehatan salah satunya dipengaruhi oleh faktor komunikasi terapeutik perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
   Rumah sakit mempunyai peran penyelenggaraan pelayanan kesehatan diantaranya yaitu pelayanan keperawatan. Kenyamanan   Penerapan komunikasi terapeutik antara perawat dengan pasien serta bagaimana perawat bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Dapat diketahui bahwa perawat tersebut telah melakukan tugasnya sesuai kode etik keperawatan. Komunikasi terapeutik dilaksanakan dengan baik. Perawat merupakan penghubung komunikasi antara dokter dengan pasien, komunikasi dilakukan dengan penuh sabar dan kalimat yang menenangkan, serta memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada pasien. Pengetahuan yang baik tentang komunikasi terapeutik akan berdampak positif pada perilaku perawat. Perawat yang komunikatif akan lebih disukai daripada perawat yang terampil namun mengabaikan aspek komunikasi.Â
   Penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat kepada pasien memberikan wawasan mendalam mengenai cara perawat mengelola interaksi dengan pasien yang berbeda. Proses ini mengajarkan saya bahwa keterampilan komunikasi yang efektif sangat bergantung pada kemampuan perawat untuk membaca situasi, menggunakan bahasa yang sesuai, serta mengatur nada suara dan ekspresi wajah dengan bijaksana. Saya juga menyadari pentingnya non-verbal communication seperti kontak mata, bahasa tubuh, dan kehadiran fisik yang memberikan kenyamanan bagi pasien.
Berikut beberapa strategi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi terapeutik:
1. Pendengar aktif: Berikan perhatian penuh pada pasien dan tanggapi kebutuhan mereka.
2. Bahasa yang jelas: Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
3. Empati: Berikan dukungan emosional dan pengertian.
4. Kontak mata: Jaga kontak mata untuk menunjukkan perhatian.
5. Waktu yang cukup: Berikan waktu yang cukup untuk pasien berbicara dan bertanya.
6. Keterlibatan keluarga: Libatkan keluarga dalam proses komunikasi.
   Komunikasi Terapeutik ini tidak hanya berfokus pada kebutuhan fisik pasien, tetapi juga pada aspek psikologis dan emosional mereka. Saya belajar bahwa empati adalah kunci utama dalam membangun hubungan yang mendalam dengan pasien, serta dalam menciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan. Perawat berhasil memanfaatkan teknik komunikasi terapeutik seperti mendengarkan secara aktif, perhatian cermat, bahasa yang jelas, dan dukungan emosional. Hal ini terbukti efektif dalam membangun hubungan positif dan memperkuat hubungan terapeutik, sehingga memudahkan proses pemulihan pasien. Namun masih terdapat beberapa tantangan implementasi, seperti kendala bahasa, perbedaan budaya. Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk terus meningkatkan keterampilan komunikasi termasuk keterampilan nonverbal untuk mengatasi kendala tersebut dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien. Secara keseluruhan, komunikasi terapeutik yang baik oleh perawat dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan berdampak positif pada kesembuhan pasien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H