Mohon tunggu...
ayunurulavrilia
ayunurulavrilia Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gen Z Mudah Tersinggung? Begini Pandangan Mahasiswa Universitas Jember, Kampus Pasuruan

7 Desember 2024   23:45 Diperbarui: 7 Desember 2024   23:49 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi Z, atau yang sering disebut Gen Z, sering kali jadi bahan pembicaraan di masyarakat. Mulai dari kebiasaan mereka yang suka main gadget, nongkrong di kafe, hingga anggapan bahwa mereka mudah tersinggung. Tapi, apakah benar seperti itu?

Menurut Kak Erina, mahasiswa Universitas Jember, Kampus Kota Pasuruan, anggapan itu nggak sepenuhnya benar. "Nggak semua Gen Z itu malas atau gampang tersinggung. Memang ada beberapa yang begitu, tapi kebanyakan dari kita justru kreatif dan produktif. Banyak lho teman-teman Gen Z yang berhasil menciptakan inovasi baru dan berprestasi, bahkan sampai tingkat internasional," jelasnya.

Kak Erina menilai masyarakat sering kali menilai generasi ini dari apa yang terlihat di luar saja. Contohnya, kalau ada anak muda yang nongkrong di kafe, main game, atau sekadar duduk santai, langsung dilabeli malas. Padahal, menurutnya, itu cuma sebagian kecil dari keseharian mereka. "Orang sering cuma lihat pas mereka santai, tapi nggak tahu apa yang mereka lakukan di balik layar. Banyak kok yang sebenarnya produktif, bikin karya, atau ikut lomba," ujarnya.

Hal lain yang juga sering jadi sorotan adalah peran media sosial dalam membentuk citra Gen Z. Media sosial memang punya dua sisi: positif dan negatif. Di satu sisi, media sosial bikin mereka melek informasi dan mudah belajar hal baru. Tapi di sisi lain, ada juga dampak negatif seperti cyberbullying.

Menurut Kak Erina, Gen Z sebenarnya cukup tangguh menghadapi tantangan ini karena mereka tumbuh di era teknologi. "Mungkin masyarakat lihatnya Gen Z gampang baper karena sering curhat di media sosial, tapi itu sebenarnya cara mereka mengekspresikan diri. Generasi ini sudah terbiasa dengan teknologi, jadi mereka juga punya cara unik buat mengatasi masalahnya," katanya.

Salah satu hal yang sering disalahpahami adalah soal sensitivitas Gen Z terhadap kritik. Kak Erina mengakui, Gen Z memang lebih reaktif kalau dikritik, apalagi di media sosial. "Misalnya di TikTok, kalau ada yang komentar nyinyir, pasti dibalas lagi. Itu bikin mereka kelihatan sensitif," tuturnya. Tapi, menurutnya, itu bukan berarti mereka lemah. Justru, reaksi itu menunjukkan keberanian Gen Z untuk bersuara dan membela diri.

Kak Erina berharap masyarakat bisa melihat Gen Z dari sisi yang lebih positif. Generasi ini punya banyak potensi untuk berkembang, asal diberi ruang dan kepercayaan. "Di kampus saya di Universitas Jember, Kampus Kota Pasuruan, banyak kok teman-teman yang aktif bikin proyek, ikut lomba, atau bahkan jadi entrepreneur muda. Jadi, jangan cuma lihat dari luarnya aja," pesannya.

Anggapan bahwa Gen Z mudah tersinggung dan bermental lemah sebenarnya lebih banyak karena generalisasi semata. Daripada terus memberi label negatif, lebih baik kita mendukung mereka untuk terus berkembang. Toh, mereka adalah generasi penerus bangsa yang bakal membawa perubahan di masa depan. Jadi, yuk, beri mereka ruang untuk menunjukkan siapa mereka sebenarnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun