Sedikit demi sedikit saya mulai memahami metode pengajaran beliau dengan berbagai penugasan yang sejauh ini telah diberikan. Beliau selalu berambisi untuk mengedepankan hasil akhir secara praktis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam perkuliahan.
Meskipun pada dasarnya dosen-dosen yang lain pun seperti itu, tetapi entah mengapa berbeda rasanya dengan penugasan yang diberikan oleh beliau. Entah saya yang mulai menyukai mata kuliahnya, metode pengajarannya, atau saya baru mengenali potensi diri sehingga saya mulai menikmati semuanya. Entahlah.
Pertemuan kembali dengan beliau di ruang yang sama dalam situasi, kondisi, dan perasaan yang berbeda telah memberikan saya perspektif baru. Bagi saya, beliau merupakan salah satu dosen unik yang pernah saya temukan. Dari rasa cemas dan khawatir di awal, kini berubah menjadi rasa tenang dan antusias. Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa ketegasan dan tuntutan yang tinggi dari seorang dosen bisa menjadi pendorong utama dalam pengembangan diri.
Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini karena melalui tantangan dan pembelajaran yang diberikan, saya merasa lebih siap menghadapi tantangan dalam kehidupan di masa depan. Persepsi saya telah berubah dari rasa takut menjadi rasa syukur, melihat hasil nyata dari usaha dan kerja keras yang telah saya lakukan.
Pada dasarnya, kita hanya perlu memahami diri sendiri terlebih dahulu sebelum memahami orang lain. Dengan demikian, saya menjadi lebih yakin bahwa setiap tantangan ialah peluang untuk menemukan potensi diri yang lebih besar. Melalui pengalaman ini, saya memperoleh keyakinan dan ketenangan bahwa saya akan lebih siap untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H