Mohon tunggu...
Ayunul Khittoh
Ayunul Khittoh Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat idealisme

21 Desember 2024   07:40 Diperbarui: 21 Desember 2024   07:38 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat idealisme adalah salah satu aliran utama dalam filsafat yang menekankan bahwa realitas sejati bersifat mental, spiritual, atau ide. 

Idealisme sering dia anggap lawan materialisme yang menempatkan materi sebagai dasar utama. realitas dalam idealisme pikiran ide dan kesadaran adalah elemen fundamental yang membentuk realitas. 

Filsafat idealisme menawarkan perspektif yang mendalam tentang hakikat keberadaan yang tidak hanya terbatas pada aspek material tetapi juga melibatkan dimensi spiritual dan intelektual manusia. 

Sejarah perkembangan filsafat

1.Idealisme klasik

2.Idealisme abad pertengahan

3.Idealisme modern 

4.idealisme Jerman. 

Tokoh tokoh penting dalam idealisme

1.plato ( 427-347 SM) 

2.Immanuel Kant ( 1728-1804 )

3.George Wilhelm Friedrich Hegel ( 1770- 1831) 

4.George Berkeley ( 1685-1753 ) 

Jenis jenis idealisme

1.Idelisme subjektif ( Realitas bergantung y kesadaran individu) 

2.Idealisme objektif ( ide atau pikiran adalah dasar dari realitas Terlepas dari kesadaran individu) 

3.Idealisme Absolute ( Mengintrogaskan subjektif dan objektif)

4.Idealisme Transendental ( peran struktur mental manusia dalam membentuk pengalaman) 

Kritik terhadap idealisme

a. Cenderung mengabaikan dunia material dan empiris. 

b. Sulit di verifikasi secara ilmiah. 

c. Di pandang terlalu abstrak dan jauh dari realitas praktis oleh para pendukung filsafat materialisme dan empiris. 

Kesimpulan

Filsafat idealisme menempatkan pikiran dan ide atau kesadaran sebagai esensi utama dari realitas, meskipun memiliki pengaruh besar dalam sejarah pemikiran idealisme tetap menjadi perdebatan filosofi terutama dalam hubungannya dengan pandangan materialisme dan empirisme. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun