Mohon tunggu...
Ayu Novita Pramesti
Ayu Novita Pramesti Mohon Tunggu... Administrasi - penggemar tahu, kucing, dan buku

senang menjadi diri sendiri yang sederhana dan mengena

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Di Alam, Kubelajar Menulis

26 November 2014   05:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:50 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

all i need to do
learning everything
listen to my heart
open up my mind

Sayup-sayup terdengar lagu berbahasa Inggris itu di area terbuka  Sekolah Alam Indonesia (SAI), Cipedak. Lagu itu seakan menyambut kehadiran peserta workshop menulis yang diadakan oleh Ifsa (divisi penerbitan SAI) pada Sabtu, 22 November 2014. Workshop tersebut istimewa karena diisi oleh Ibu Helvy Tiana Rosa, penulis dan sastrawan yang sudah mendunia.

[caption id="attachment_378266" align="aligncenter" width="630" caption="Ibu Helvy saat memberikan motivasi menulis"][/caption]

Workshop yang diadakan dalam rangka menyambut Hari Guru itu diawali dengan sambutan dari ketua panitia, Pak Doddy Nur Endarto. Setelah itu, dilanjutkan dengan presentasi siswa-siswi kelas 5 SAI tentang outing mereka ke Derawan, Kalimatan Timur. Yang membuat kagum, outing tersebut dibiayai oleh mereka sendiri. Orang tua tidak diperkenankan langsung memberikan dana segar kepada mereka. Mereka harus melakukan fund raising agar outing tersebut bisa terwujud.

Kemudian, sampailah pada inti acara, yaitu motivasi menulis dari Ibu Helvy. Selama satu jam, beliau mengajak para peserta workshop untuk tidak berhenti menulis. "Semakin banyak penulis berarti tingkat peradabannya semakin tinggi", kata beliau penuh semangat.

Beliau juga memaparkan enam hal yang membuat kita selalu termotivasi untuk menulis. Pertama, menulis itu menyenangkan, bukan beban. Kedua, menulis itu seperti berbicara. Ketiga, menulis itu berbagi. Keempat, menulis itu membebaskan. Kelima, menulis itu menyehatkan. Keenam, menulis itu mewariskan.

Tak lupa beliau mengeluarkan tiga 'rumus' andalan untuk menjadi penulis, yaitu tekad, latihan, dan wawasan. Bakat menulis yang dimiliki seseorang tidak akan berguna apabila tidak ditambah dengan tiga 'rumus' tersebut.

Untuk mempraktikkan rumus 'tekad', beliau mengajak seluruh peserta workshop mengucapkan janji. Janjinya tidak main-main. Berusaha menulis sebuah buku sebelum mati!

Untuk melaksanakan rumus 'latihan', beliau menyemangati peserta workshop untuk 'menabung' tulisan. Berusaha komitmen untuk menulis satu halaman atau setengah halaman setiap hari. Kalau berhasil dijaga komitmennya, dalam setahun bisa memperoleh 180-an atau 360-an halaman. Lebih bagus lagi apabila bisa mempunyai blog dan fokus 'menabung' tulisan dengan tema tertentu (blog tematik).

Untuk menerapkan 'rumus' wawasan, beliau memotivasi peserta workshop untuk mencontoh Iqbal, seorang filsuf dari Pakistan. Dalam satu pekan, Iqbal setidaknya membaca lima jenis buku, yaitu buku Islam, buku berkenaan dengan bidangnya, buku situasi kontemporer, buku di luar bidangnya, dan buku sastra. Untuk ukuran beliau, jika sudah bisa membaca tiga dari lima jenis buku tersebut, itu sudah merupakan hal yang bagus.

Setelah sesi motivasi, beliau menantang peserta workshop untuk membuat sebuah paragraf dengan tema apa saja selama 7-10 menit. Walaupun temanya bebas, ada tiga hal yang harus dipenuhi, yaitu judul dan kalimat pembuka yang menarik serta isi tulisan yang fokus. Tulisan yang telah dibuat kemudian berusaha diulas satu demi satu oleh beliau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun