Mohon tunggu...
Ayu Ningsih
Ayu Ningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia

Ayuningsih Wulandari

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pola Asuh Anak di Era Digital

12 Agustus 2024   01:12 Diperbarui: 12 Agustus 2024   19:56 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Saat ini perkembangan teknologi terjadi sangat pesat. Hadirnya teknologi dapat memberikan perubahan pada nilai sehingga dapat memberikan dampat positif maupun negatif. Selain perubahan pada nilai, pola pengasuhan anak juga berubah. Orang tua jaman dulu dan orang tua zaman digital pasti memiliki perbedaan dalam mengasuh anak. 

     Orang tua zaman dulu menerapkan tipe pola asuh otoriter, permisif, demokrasi, dan pola asuh tersebut sudah mengalami keberhasilan dalam mendidik anak, tetapi di zaman era digital, ketiga pola asuh tersebut tidak akan berhasil, jika tidak melakukan sinkronisasi sesuai waktu situasi dan kondisi dalam hal mengasuh anak.

     Pola asuh orang tua dalam mendidik anak di era digital lebih menekankan pada interaksi kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis, seperti rasa aman, kasih sayang, serta sosialisasi dalam kehidupan masyarakat.

Sementara, asumsi pendidikan anak di era digital, pola asuh orang yang bersifat otoriter sebaiknya dihindari, yang mana orang tua tidak perlu memaksakan kehendaknya, karena anak tidak suka dipaksa tetapi sebagai orang tua harus bisa mengontrol teknologi yang dimiliki oleh anak. Maksudnya pengontrolan di dalam pengasuh dan ini adalah sebagai orang tua harus memeriksa aplikasi apa saja yang terdapat atau yang terinstal pada handphone yang dimiliki anak.

     Menurut Hurlock, untuk mengantisipasi anak-anak di zaman era digital sekarang, yang berkesan adalah pola asuh. Sistem pola asuh ini juga, menampilkan teladan yang baik oleh orang tua kepada anak anaknya. (Tridonanto, 2014).

     Selain itu juga orang tua yang hidup di zaman era digital ini, bukan hanya menguasai teknologi di zaman sekarang, tetapi mempunyai pengetahuan pengetahuan terhadap perkembangan anak anaknya.

               Ilustrasi orang tua dalam memberikan teknologi di zaman era digital | sumber: pinoy helper
               Ilustrasi orang tua dalam memberikan teknologi di zaman era digital | sumber: pinoy helper


SOLUSI

Dalam era digital ini kita harus menjadi orang tua yang cerdas agar anak tidak kecanduan terhadap teknologi yang berjalan di zaman era digital ini. Ada beberapa solusi untuk mengatasinya, yaitu:


1. Menetapkan batasan dalam penggunaan gadget.

       Durasi yang ditetapkan di umum dalam penggunaan gadget untuk anak-anak adalah 2 jam per hari. Pada saat internet tidak digunakan untuk bermain game saja tetapi digunakan untuk belajar juga, kadang ada tugas sekolah si anak yang membutuhkan untuk mengakses internet. Maka dari itu kita bisa menetapkan batasan yang wajar untuk penggunaan media internet anak sesuai kebutuhan mereka.

2. Temani anak saat sedang bermain gadget.

       Yang dimaksud adalah kita sebagai orang tua benar benar menemani dan menghabiskan waktu belajar dan bermain bersama, termasuk menggunakan gadget atau menonton televisi, misalnya menggambar di Ipad atau menonton YouTube bersama. Selain itu, orang tua bisa mendorong anak untuk bisa belajar lewat konten-konten yang menyenangkan, seperti menonton video-video edukatif di YouTube. Orang tua menjadi contoh untuk anak-anaknya.
Pada umumnya anak meniru dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar, oleh karena itu orang tua harus mengontrol diri dalam penggunaan gadget.

3. Tidak menggunakan teknologi untuk menenangkan anak.

       Menghadapi anak yang sedang menangis atau merengek bisa menjengkelkan. Banyak orang tua menenangkan anak dengan cara memberikan gadget agar si anak tidak menangis atau merengek lagi. Hal ini justru menanamkan hal yang tidak baik bagi anak, anak akan berfikir teknologi menjadi solusi pelampiasan rasa kesal dan bosan mereka. Anak-anak perlu belajar cara menangani dan mengelola emosi serta rasa bosan mereka tanpa bantuan gadget atau internet.


4. Memantau aplikasi yang digunakan anak dalam gadget.

      Jangan biarkan anak menjelajahi internet atau bermain game atau aplikasi secara bebas tanpa memeriksanya terlebih dahulu, cari tau tentang aplikasi-aplikasi yang di pakai anak, video yang di tontonnya, dan game yang dimainkannya. Namun jangan terkesan memaksa dan tidak menaruh rasa kepercayaan kepada anak. Sebaiknya tunjukkan ketertarikan orang tua apa yang disenangi anak. Misalnya, anak suka bermain game lalu tanyalah game tersebut bagaimana cara bermainnya, dan apa penyebabnya mereka menyukai game tersebut dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun