Sering kali orang tua lalai terhadap kebutuhan psikologis anak dalam menempuh pendidikan. Disibukkan oleh pekerjaan sehingga lupa meluangkan waktu dengan sang anak.
Pendidikan sangatlah penting dimulai sejak kecil hingga dewasa yang mengharuskan anak untuk meraih masa depan mereka. Pendidikan pertama yang diperoleh anak yaitu di lingkungan keluarga.
Hal tersebut terbentuklah karakter pada diri anak. Sehingga waktu kebersamaan dengan orang tua sangatlah berharga bagi anak.
Hubungan keluarga dalam dunia pendidikan adalah salah satu sekolah informal. Ayah atau Ibu mendampingi dan membimbing anak saat belajar akan membuat anak terasa nyaman dan lebih semangat.Â
Hal tersebut harus diterapkan sejak anak masih usia dini, karena walaupun anak masih umur empat sampai lima tahun, kemampuan kognitif anak mulai berkembang.
Jika orang tua kurang peduli terhadap kegiatan belajar di rumah maupun disekolah, maka kemungkinan anak cenderung akan kurang berminat ataupun seenaknya sendiri saat menempuh pembelajaran. Anak akan merasa kurang diperhatikan oleh kedua orang tuanya, meskipun di sekolah tetap berada pengawasan guru.
Pondasi dasar pendidikan anak terletak pada orang tua atau keluarga. Seorang anak dalam pendidikan keluarga berkedudukan sebagai peserta didik dan orang tua sebagai pendidik.Â
Orang tua harus dapat memahami karakter anak, bagaimana proses belajar anak, dan apakah terdapat kendala saat  menempuh kegiatan pembelajaran.
Ditengah kesibukan para orang tua, setidaknya memberikan waktu luang untuk berkumpul dengan anak, menanyakan bagaimana kegiatan saat disekolah. Sarana yang efektif saat terjadinya proses pembelajaran dirumah terletak pada lingkungan keluarga yang kondusif.Â
Keberhasilan prestasi seorang anak dapat dipengaruhi oleh keterlibatan orang tua saat proses kegiatan belajar.
Terdapat orang tua yang acuh terhadap pendidikan anak di sekolah dan menyerahkan  sepenuhnya kepada guru, karena disibukkan oleh urusan pekerjaannya.Â
Kembali pada situasi tersebut dimana tugas orang tua terhadap psikologis anak diserahkan seutuhnya kepada gurunya. Namun, orang tua hanya ingin anaknya mendapatkan nilai bagus.
Selain tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran anak, orang tua juga memiliki tanggung jawab sepenuhnya.Â
Yang dimana orang tua juga salah satu orang yang paling dekat, maka peran nyata orang tua perlu dilakukan dalam kegiatan belajar seorang anak. Â Agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal.
Memberikan motivasi belajar kepada anak merupakan kebutuhan psikis anak yang bersifat non intelektual. Yang menumbuhkan semangat belajar anak sehingga dapat terarah untuk mencapai tujuan belajar.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI