Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

2021: Kesempatan Orangtua Belajar Kembali, Dampingi Anak Sekolah dari Rumah

3 Januari 2021   16:54 Diperbarui: 3 Januari 2021   17:37 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Belajar dari Rumah oleh Getty Images

Seseorang yang berhenti belajar adalah orang lanjut usia, meskipun umurnya masih remaja. Seseorang yang tidak pernah berhenti belajar akan selamanya menjadi pemuda ~Henry Ford

Sejatinya, kalimat kembali belajar bukan hal tepat untuk menggambarkan euforia tahun yang baru. Memang sudah menjadi kewajiban sebagai individu untuk senantiasa lagi dan lagi dalam belajar.

Namun, sebagai orang tua yang mau tidak mau merangkap tugas menjadi guru bagi anaknya selama pandemi, hal ini menjadi kesempatan untuk memperbaiki gaya pengajarannya selama satu semester lalu. Bagaimanapun, sebagai orang tua, harapannya adalah bisa lebih baik lagi dari pengalaman kemarin.

Untuk itu, sebisa mungkin menjadi maksimal dalam mendampingi anak. Tidak hanya sebagai orang tua yang mengingatkan anak ketika waktu ada kelas saja. Melainkan juga kembali belajar. Belajar untuk lebih mengenali anak.

Mulai dari mengidentifikasi kecerdasannya, memahami bagaimana emosinya, sampai belajar menjadi teman yang baik saat anak sudah mulai bosan dalam belajar. Selama kurang lebih satu semester menjalani program alternatif belajar dari rumah, tentu orang tua sudah mulai lebih pandai dalam mengatasi kebosanan anak ketika belajar.

Berbagi peran antara ayah dan ibu. Selain dapat memberi dampak pengasuhan yang baik, hal tersebut akan memudahkan anak dalam mengembangkan kemampuan anak. Karenanya porsi waktu bersama ayah dan ibunya menjadi seimbang. Sehingga wawasan keilmuan yang didapat anak pun juga menjadi merata dari sisi peran gender dalam keluarga.

Menumbuhkan lingkungan belajar yang efektif dan mandiri memang tidak mudah bagi setiap orang. Lebih-lebih, tidak semua orang tua di Indonesia berkecimpung di dunia pendidikan. Bisa jadi, orang tua yang kesehariannya berada di perkebunan atau peternakan tidak begitu terbiasa dengan kesibukan untuk bisa nyaman duduk lama-lama mendampingi anak belajar.

Begitu juga dengan kondisi orang tua yang memang berlatar belakang di dunia pendidikan, namun memiliki tanggung jawab lebih dalam lembaga sekolah, mereka bisa jadi kewalahan membagi waktu supaya bisa belajar bersama buah hatinya. Semua orang tua pasti menemui kesulitan masing-masing dalam melalui rangkaian kegiatan belajar dari rumah ini.

Tentu, hal demikian tidak membuat orang tua menjadi menyerah begitu saja, membiarkan anaknya belajar sendirian, tidak jelas siapa yang mengarahkan. Mengingat pembelajaran dari rumah ini juga memberi dampak bagi guru kelas yang menjadi lebih singkat durasinya saat proses penyampaian materi. Hal tersebut akan membuat kondisi anak merasa tertekan ketika mengalami kesulitan dan tidak ada yang bisa menampung keluh kesahnya.

Najeela Shihab, penemu situs keluargakita.com dalam Kompas, mengatakan bahwa ketika orang tua mengalami kebingungan dalam mendampingi anak dalam proses belajar dari rumah itu merupakan hal wajar. Ia menambahkan bahwa disitulah kesempatan bagi orang tua untuk terus kembali belajar, bertahap agar bisa menumbuhkn suasana belajar yang efektif dan menyenangkan.

Setiap hal baik memang butuh waktu, disitulah letak ujian bagi tiap-tiap orang tua untuk lebih sabar dan telaten dalam mengupayakan kebiasaan dan rutinitas yang baik bagi buah hatinya.

Masih menurut Najeela, anak akan sendirinya menjadi mandiri ketika ia telah menemukan titik kenyamanannya dalam belajar. Dengan begitu, orang tua juga akan memahami betapa berbedanya kondisi belajar di sekolah bersama pengawasan guru dan banyak teman-teman lain dengan belajar di rumah yang menuntut sebuah kemandirian dari anak.

Pada nyatanya, setiap hari entah itu anak muda, remaja, sampai orang tua. Masing-masing dari mereka selalu mengalami fase kembali belajar. Kembali memperbaharui keilmuannya.

Masa pandemi sebisa mungkin jangan sampai menjadi alasan untuk berhenti dalam belajar. Rasa keingintahuan yang diberikan Semesta ada baiknya kita syukuri dengan terus kita pertahankan dengan upaya belajar agar ilmunya bisa abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun