Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tantrum, Apa dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

4 November 2020   14:02 Diperbarui: 5 November 2020   06:38 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantrum mungkin akan menjadi hal yang membuat frustrasi, tapi jadikanlah hal itu sebagai peluang untuk belajar lagi dan lagi

Dalam jurnal Temper Tantrums, dikatakan tantrum terjadi antara usia 2-3 tahun, tetapi hal itu juga memungkinkan terjadi saat anak berusia 12 bulan. Hal itu didukung oleh hasil penelitian  Laura dan Paulette yang menunjukkan 87% terjadi dari usia 18-24 bulan, 91% pada usia 30-36 bulan, dan 59% pada usia 42-48 bulan. Dilansir dari raising children, tantrum sangatlah wajar jika terjadi pada anak usia 1-3 tahun karena kemampuan sosial dan emosional anak dimulai perkembangannya pada usia usia ini. Anak merasa belum memiliki kata yang tepat untuk mengungkapkan emosinya.

Lalu, tantrum itu apa sebenarnya?
Dikutip dari laman Raising Children, Tantrum bisa terjadi dan muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran. Mereka bisa berupa sebuah ledakan emosi, luapan frustrasi, dan bahkan menjadi perilaku yang tidak beraturan jika anak kehilangan kontrol dirinya. Hal umum yang biasa kita lihat dan amati dalam keseharian seperti halnya menangis, berteriak, menendang, berlari lari tanpa tujuan yang jelas, dan dibeberapa kasus, anak menahan nafasnya dalam beberapa waktu tertentu, memecahkan benda di sekitarnya untuk melampiaskan apa yang ia rasakan. Psikolog klinis anak dan remaja Lauren M. O'Donnell, PsyD dalam KidsHealth.org, mengatakan  bahwa tantrum merupakan hal yang wajar dalam menjadi bagian perkembangan anak. Hal itu mungkin terjadi ketika anak sudah mulai lelah, lapar, atau dalam kondisi yang tidak nyaman.

Hematnya, tantrum merupakan salah satu cara yang dilakukan anak belia untuk mengekspresikan dan mengatur perasaannya, serta mencoba memahami apa yang tengah terjadi di sekelilingnya secara agresif atau ekstrem.

Apakah tantrum juga bisa terjadi pada anak usia tiga tahun keatas? Jawabannya adalah iya, bisa jadi. Hal ini dikarenakan mereka belum sepenuhya mengetahui cara yang tepat untuk mengekspresikan atau memgatur perasaannya. Pada masa ini, anak tengah belajar untuk mengetahui regulasi dirinya.

Jadi, ayah atau bunda jangan panik jika anak anak tengah mengalami tantrum. Hal ini bisa diatasi kok bun agar tidak menjadi perilaku berkelanjutan!

Bagaimana cara mengatasi atau lebih enaknya dikatakan mengurasi tantrum yang terjadi pada anak? hal yang paling ampuh sepengalaman penulis adalah dengan mengajak anak untuk mencoba perlahan membicarakan tentang apa yang sedang dirasakannya. Sedangkan, jika menurut jurnal Temper Tantrums, akan lebih memudahkan bila menggunakan teknik R-I-D-D untuk mengatasi anak yang sedang tantrum.

Remain calm. Jika orang tua menghadapinya dengan tenang, tegas dan tetap stabil dalam menjaga tigkat emosi, perlahan anak akan paham bahwa sikap yang ia tunjukkan kurang baik.

Ignore the tantrum. Ketika orang tua mengabaikan amukan, tangisan atau hal hal yang demikian, anak akan perlahan teralihkan perhatiannya

Distract the child. Saat mengalihkan perhatian, upayakan membawa anak pada tempat yang sedikit lebih tenang hingga anak merasa nyaman kemudia berhenti.

Do say “yes” when meeting the child’s physical and safety needs, but don’t give in to demands. Hal yang terkadang sedikit susah dihindari, yakni menyerah pada hal yang diinginkan anak. menjadi konsisten dan teguh terhadap aturan terkadang sangat dibutuhkan ya bun, agar anak juga bisa konsisten dan lebih disiplin.

Ketika anak telah selesai tantrum, apa yang sebaiknya dilakukan? dilansir dalam Kids Health, saat anak telah selesai tantrum dan mulai memahami bahwa hal tersebut tidak baik, sebaiknya orang tua menenangkan anak dan mencoba mendapatkan hatinya kembali. Dengan hal kecil seperti memberi sebuah pelukan yang membuat ia merasa dicintai oleh orang terdekatnya.

Jika anak terlihat sangat lelah, ajak ia untuk tidur. Tidur yang cukup pada anak diketahui dapat mengurangi tantrum. Hal tersebut membuat anak menjadi lebih tenang dan segar ketika bangun tidur.

Apakah ada cara untuk mencegah tantrum? Ada!

Dikutip dari sehatq.com, cara untuk pencegahan tantrum antara lain

Konsisten dalam menjalankan rutinitas harian. Memberitahu anak jika akan beralih pada kegiatan lain

Ajak si kecil komunikasi. Jelaskan rencana kegiatan yang akan di lakukan pada hari itu agar anak tidak kaget jika ada perubahan yang ada

Beri anak apresiasi ketika telah berhasil melakukan suatu hal dengan benar. Disaat anak sedang tantrum, maka orang tua bisa menceritakan bahwa kemarin dia bisa mengendalikan emosinya dengan baik

Selain yang telah disebutkan di atas, orang tua juga harus memastikan jika sebelum beraktivitas di luar rumah, anak sudah kenyang dan tidak dalam kondisi lelah. Hal itu bisa mengurangi potensi untuk anak menjadi rewel saat berkegiatan di tempat umum.

Jadi begitu ya, ayah bunda, tantrum memang wajar tapi juga tetap harus pintar pintar menanganinya agar tidak menjadi perilaku berkelanjutan.

Kediri, 4 November 2020

Alfiyah Qurrotu A'yunina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun