Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Proses Terjadinya Emosi Seseorang?

6 September 2018   05:23 Diperbarui: 6 September 2018   05:22 4009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi emosi dalam ekspresi wajah yang dapat diamati oleh mata (Laditatour.com)

Jika berbicara tentang emosi maka setiap orang akan mengatakan jika ia pernah merasakannya. Hidup manusia sangat kaya akan pengalaman emosional. Hanya saja ada yang sangat kuat dorongannya, adapula yang sangat samar sehingga ekspresinya tidak nampak.

Bagi seorang anak, kondisi emosi lebih mudah diekspresikan melalui kondisi fisiknya. Sebagai contoh, jika anak terjatuh, ekspresi yang sering ditunjukan adalah menangis. Kemudian jika ditanya kenapa alasan menangis, tentu dia akan merasa kesulitan mengungkapkan pendapatnya melalui verbal.

Nah jika sudah begitu. Apa sih, yang dimaksud dengan emosi itu? Untuk mengetahui hal tersebut ada baiknya teman teman terus membaca artikel ini dengan runtut.

Dalam World Book Dictionary emosi didefinisikan sebagai berbagai perasaan yang kuat. Seperti halnya perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam macam tersebut adalah gambaran dari emosi. Syamsyudin dalam bukunya pun mengemukakan bahwa emosi merupakan suasana yang kompleks yang disertai dengan getaran jiwa saat sebelum atau sesudah terjadinya sesuatu.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan sebuah kondisi kompleks, dimana perasaan atau getaran jiwa selalu muncul dengan diikuti perubahan biologis dalam setiap perilaku.

Jika sudah mengetahui definisi, tentunya kita juga perlu mengetahui, bagaimana sih mekanisme terjadinya emosi pada seseorang? Nah seperti halnya paparan dari Lewis dan Rosenblun. Tahapan terjadinya emosi terdapat 5 langkah, diantaranya

Elicitors, sebuah dorongan dalam mengekspresikan emosi yang berupa suatu peristiwa. Misalnya peristiwa perpisahan sekolah.

Gambaran ekspresi senang selepas perpisahan oleh dwiapurameity.com
Gambaran ekspresi senang selepas perpisahan oleh dwiapurameity.com
Receptors, sebuah aktivitas yang terjadi pada pusat sistem syaraf. Setelah mata menerima stimulus, rangsangan akan diteruskan ke otak sebagai pusat sistem syaraf.

State, perubahan fisiologis yang didapati setelah rangsangan selesai di proses dalam pusat sitem syaraf. Perubahan spesifik tersebut biasanya berupa detakan jantung yang berdebar keras, ataupun badan menjadi tegang.

Expression, perubahan yang terjadi pada daerah yang dapat diamati. Seperti pada wajah, suara, ataupun tindakan dari seseorang.

Ilustrasi emosi dalam ekspresi wajah yang dapat diamati oleh mata (Laditatour.com)
Ilustrasi emosi dalam ekspresi wajah yang dapat diamati oleh mata (Laditatour.com)
Experience, dimana kondisi emosional seseorang muncul dari hasil penerjemahan pengalaman pribadinya.

Tentunya setelah pemaparan memahami mekanisme terjadinya emosi, perbehandaraan ilmu kita semakin bertambah bukan. Jika ditelisik lebih jauh lagi, memahami emosi adalah sebuah langkah yang wajib ditempuh oleh setiap individu. Hal itu tidak lain juga untuk memudahkan kita sendiri dalam menjalani kehidupan.

Mungkin selama ini kita hanya pandai mengekspresikan ketidakjelasaan perasaan yang bergejolak di dalam hati. Tanpa sedikitpun mengetahui jika dibalik itu semua ada suatu hal yang lebih penting untuk lebih dipahami ketimbang hanya sekedar mengungkapkannya.

Emosi berperan penting dalam memengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri seseorang dengan lingkungannya. Terlebih jika kita melihat dalam kacamata anak, tingkah laku emosi yang mereka tampilkan dijadikan sumber penilaian oleh lingkungan sosialnya. 

Emosi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat memengaruhi interaksi sosial anak melalui reaksi reaksi yang ditunjukkan oleh lingkungannya. Dengan demikian, meluapkan emosi juga memerlukan ilmu lho. Utamanya hal itu akan berfungsi jika suatu waktu kita mengalami kekurangan dalam meluapkan emosi yang kurang tepat. Tentu hal itu akan menimbulkan dampak pada sekitar kita.

Artikel ini sekaligus mengajak kita untuk sejenak merenungi mengenai proses pengekspresian emosi selama ini ya. Adakalaya suatu tempat akan menerima kita dengan tawa yang terbahak bahak. 

Namun, adapula tempat yang tidak bisa menerima hal seperti itu. Dengan begitu, tradisi dan sikap sosial seyogyanya tetap menjadi pegangan teguh kita memilih dan memilah emosi apa sih yang akan kita tunjukkan. Tentunya tanpa unsur menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain.

Selamat bereksperimen!

Malang, 6 September 2018

Alfiyah Qurrotu A'yunina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun