Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bijak dalam Mengekspresikan Emosi

4 September 2018   01:16 Diperbarui: 6 September 2018   00:47 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar oleh 101mind.com

Dunia anak ialah dimana ia dapat menjelajahi pertumbuhan dan perkembangan dengan dirinya sendiri. Namun, bagaimana jika ia memiliki masalah dalam menempatkan dirinya kepada lingkungan. Akankah ia kemudian tertinggal jauh dari kawan kawannya yang pandai dalam bergaul? Kemungkinan itu pasti ada. Sebagai orang tua tentunya kuta tidak akan tinggal diam pada kondisi tersebut bukan?

Salah satu penyebab anak berlaku seperti itu ialah tidak lain karena ia kurang pandai dalam berkomunikasi. Khususnya terhadap penguasaan emosi terhadap dirinya sendiri. Dengan begitu, wajib hukumnya bagi orang tua untuk menjadi solusi atas permasalahan yang dialami anak. Salah satunya adalah dengan memahami pertumbuhan dan perkembangan emosi anak dengan baik.

Saskia Rosita Panggabean dalam penelitiannya mengatakan bahwa terdapat 4 emosi dasar pada manusia, diantaranya adalah senang, sedih, marah, dan takut.

Ketika anak mengekspresikan marah atau sedih sebisa mungkin orang tua peduli akan hal tersebut. Misalnya dengan menanyai langsung bagaimana perasaannya kala itu. Kenapa emosi tersebut harus diluapkan pada situasi itu. Dengan begitu anak akan mulai berfikir dengan perlahan. Bagaimana sih emosi itu terwujud.

Pengenalan kategori emosi jika masih dalan usia prasekolah, orang tua bisa melalui perantara media gambar. Adanya berbagai jenis ekspresi akan memudahkan anak untuk memahami penjelasan. Hal hal kecil namung penting seperti yang telah dipaparkan diatas juga akan menumbuhkan dampak kurang baik jika luapan emosi tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi.

Untuk makin jelasnya lagi, Paul Ekman juga menyatakan dalam penelitiannya jika emosi dasar manusia terdapat 6. Yang diantaranya sama seperti paparan Saskia, tetapi disini lebih spesifik dengan adanya perasaan jijik dan terkejut.

Dari kedua teori yang sudah dijelaskan diatas kita dapat mengetahui jika emosi lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologi lainnya. Emosi lebih mengacu pada peristiwa pengamatan dan berfikir. Serta sifatnya fluktuatif, dan selalu bersangkut paut dengan panca indera.

Dengan anak merasa kesulitan dalam hal kepercayaan diri saat menumbuhkan sikap yang dibutuhkan untuk bekerja sama, ada baiknya jika orang tua secara perlahan memahkan anak mengenai peristiwa yang terjadi pada lingkungannya. Dengan begitu anak akan belajar memahami, jika emosu itu banyak sekali macamnya. Lebih lebih mengerti jika kurang tepat dalam meluapkan emosi akan memberi dampak kurang baik bagi sekitarnya.

Semoga artikel kali ini makin menambah perbendaharaan pemahaman kita mengenai emosi ya! Sangat disilahkan dengan senang hati bila ada koreksi mengenai penyampaian materi. Selamat menikmati emosimu hari ini!

Malang, 4 September 2018

Alfiyah Qurrotu A'yunina

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun