Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Alasan Kuat untuk Membacakan Buku kepada Anak Sejak Dini

25 Maret 2018   22:15 Diperbarui: 25 Maret 2018   22:46 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun-tahun yang paling berdampak pada perkembangan anak adalah usia anak sebelum memasuki sekolah.

Membaca, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kegiatan melihat serta memahami isi dari sesuatu yang tertulis. Baik dengan lisan atau dalam hati.

Anak-anak memiliki kemampuan belajar sangat tinggi. Utamanya saat anak berusia balita. Dengan mudahnya menirukan perilaku-perilaku yang mereka lihat di lingkungan tempat tinggalnya. Metode mengenalkan bacaan kepada anak sejak usia dini sangatlah dianjurkan untuk dilakukan oleh Ayah Ibu sebagai upaya mengembangkan potensi anak.

Penelitian dari New York University, School of Medicine juga menyarankan untuk membacakan buku kepada anak sejak berusia 6 bulan atau usia prasekolah.

Untuk memperkuat beberapa pernyataan diatas, saya memiliki beberapa ringkasan argumen terhadap paparan singkat diatas.

Membantu Mengenal Bahasa dan Mengalami Perkembangan Bicara

Ilustrasi gambar oleh chtherapy.com
Ilustrasi gambar oleh chtherapy.com
Perkembangan bahasa terkait erat dengan kecerdasan seseorang dan perkembangan memorinya. Semakin banyak contoh dalam lingkungan tempat tinggalnya, anak akan semakin kentara belajar dengan meniru kebiasaan kedua orangtuanya. 

Anak akan semakin pandai mengaitkan satu persatu dari hasil penglihatannya. Adanya pengenalan membaca kepada anak dapat menumbuhkan suasana yang menumbuhkan kosakata berbahasa baru yang kemudian mengektifkan anak untuk secara cepat mengalami perkembangan berbicara.

Merangsang Imajinasi dan Kreatifitas Anak

Ilustrasi gambar oleh theasiaparent.com
Ilustrasi gambar oleh theasiaparent.com
Bersumber dari inisiasi orang tua yang membacakan buku cerita secara bergantian dalam penggunaan tema bacaan pada setiap waktunya, menjadikan anak semakin membuka pikirannya. 

Anak akan semakin tahu secara terus menerus. Mengingat setiap waktunya dia disuguhi dengan sesuatu yang berbeda. Sehingga menimbulkan sebuah daya pikir kritis kreatif dan inovatif yang muncul dari imajinasinya.

Memperkuat Kedekatan dengan Anak

Ilustrasi gambar oleh hellosehat.com
Ilustrasi gambar oleh hellosehat.com
Proses komunikasi yang rutin secara interaktif saat membacakan buku kepada anak. Akan menumbuhkan suasana hangat secara emosional diantara keduanya. Anak yang merasa nyaman kemudian tidak ingin jauh dari kebiasaan baru yang menarik hati kecilnya. Utamanya bagi anak-anak yang memiliki kuantitas waktu sedikit dengan kedua orang tua, kegiatan membaca bersama menjadi sebuah momen yang tidak akan terlupakan.

Betapa sayangnya jika diusia emas anak, sebagai orangtua tidak mengambil alih masa-masa yang tak ada duanya ini. Waktu akan secara cepat melewati perkembangan anak tanpa memiliki arti sedikitpun bagi anak. 

Padahal pepatah lama mengatakan Belajar diwaktu kecil, laksana mengukir diatas sebuah batu. Menjadi sebuah momen yang tersayangkan jika tidak dimanfaatkan dengan baik-baik.

Membacakan buku kepada anak pada usia prasekolah menjadi salah satu alternatif untuk memanfaatkan waktu berharga untuk anak berkembang dengan pesat untuk memperindah kualitas diri dimasa mendatang. Jadi, mari Ayah Bunda bersama-sama mewujudkan lingkungan baik untuk anak-anak.

Salam.

Malang, 25 Maret 2018

Alfiyah Qurrotu A'yunina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun