Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berani untuk Menjadi Lebih Baik?

14 Desember 2017   00:07 Diperbarui: 14 Desember 2017   07:35 1445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang, untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi kita dituntut alam untuk lebih memperhatikan keadaannya yang masih sering saja kita abaikan.

Bagi orang yang katanya tertutup kepribadiannya saya merasa bahwa akan semakin mengenali diri sendiri dengan cara bertanya dengan sekitar. 

Misalnya dengan bertanya teman sebangku, teman sekamar kos, teman seorganisasi, maupun teman teman yang lainnya. Bukan untuk membanding bandingkan antara dirinya dan orang lain melainkan hanya sebatas untuk pengetahuan bagi kita agar menjadi lebih baik lagi. Tidak serta merta dengan begitu kita akan lebih baik lagi selepas bertanya kepada orang lain. 

Pasang niat sungguh-sungguh

Sebelum memulai sesuatu hal, pastikan kamu sudah mengantongi satu hal ini. Niat. Lalu, hal terdekat yang kamu ambil adalah buat sedemikian mungkin niat yang telah  dimiliki hingga kamu merasa nyaman dan lebih hidup dengan niat yang ada pada dirimu. Yakinkan pada hati kecilmu bahwa kekuatan terbesar yang dapat merubahmu adalah dirimu sendiri.

Komitmen untuk berubah

Membuat perjanjian kecil-kecilan dengan diri sendiri agar muncul semangat dari dalam hati. Bila perlu dibuatkan hadiah andai saja hal itu berhasil dilaksanakan.

Mengajak teman untuk berubah

Bila dirasa sendiri masih berat untuk berjalan, mungkin kamu akan lebih semangat jika ditemani dengan orang lain yang juga ingin diajak menuju kebaikan. Mulai sekarang kamu bisa cari teman satu aja cukup jika sudah memenuhi visi misi yang sejalan sama punyamu.

Toleransi

Terkadang, pada awal kita mencoba melakukan perubahan. Sewaktu memandang yang lain akan serasa lebih dibawah kita. Nah! Pastikan sifat angkuh seperti ini kita buang jauh-jauh agar jalan menuju kebaikan terhindar dari kerikil-kerikil kecil yang bisa saja mengganggu selama perjalanan berlangsung. Toleransi dapat kita tumbuhkan agar selain menghargai diri sendiri kita juga memikirkan orang lain. Jadi tidak berujung pada prasangka buruk kepada orang lain.

Memang hal tersebut tidak bisa langsung muncul dengan sendirinya, terlebih kita ini masih sebatas manusia yang tak luput dari lupa dan salah. Jadi sangat wajar dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Tetapi, yang perlu digaris bawahi adalah. Sampai kapan kita memaklumi hal yang sebenarnya dapat kita tembus dengan kekuatan yang kita miliki? Salah satu hal yang dapat menguatkan perjalanan pada titik puncak adalah keistiqomahan atau kegiatan yang terus menerus dilakukan secara berkelanjutan. 

Lagipula hal apa yang membuat kita untuk ragu berbuat baik jika dia (baca : kebaikan) menjanjikan imbalan yang berlipat ganda kepada kita?

Saya masih ingat dengan pepatah arab yang pernah saya dapat dari bangku sekolah yakni "Barangsiapa berjalan diatas jalan kebaikan maka sampailah ia". Maksudnya adalah, setiap niat dari kita itu pasti ada jalan penyelesaiannya. Jalan yang baik lho ya bahasannya ini. Intinya jika kita berusah dengan sungguh sungguh tanpa Mengeluh pasti akan sampai pada tujuan. Mari, bersama sama saling mengingatkan dan berjalan bersama untuk menuju perbaikan diri. Buktikan bahwa di era milenial ini kita juga masih dapat memanusiakan manusia ^^
Salam!


Malang, 14 Desember 2017
Alfiyah Qurrotu A'yunina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun