Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Beralih ke Transportasi Umum Itu Penting?

2 Desember 2017   21:46 Diperbarui: 4 Desember 2017   04:12 9108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Ibu sedang mengajari anaknya makan di kereta api Dhoho Penataran (Dokumentasi Pribadi)

Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan atau dilakukan dalam jangka waktu yag berkelanjutan akan sedikit susah jika ingin diubah. Sebaik dan seburuk apapun. Dewasa ini, banyak dari masyarakat Indonesia mulai suka dengan kebiasaan baru dalam gaya hidupnya, yaitu dengan mulai meninggalkan budaya untuk menggunakan fasilitas umum atau yang dimaksud adalah transportasi umum dalam kesehariannya. 

Masing-masing individu akan memberikan jawaban jitu jika ditanya mengapa hal itu terjadi dalam hidup mereka. Dan dari semua jawaban itu merupakan fakta, keadaan nyata dimana kondisi yang mereka alami seperti itu. 

Bilamana ada yang bilang suka, berarti mereka dalam proses menggunakan jasa transportasi umum kebutuhan mereka sudah cukup terpenuhi, lain halnya dengan mereka yang mengatakan tidak suka dengan tawaran transportasi umum dikarenakan dalam prosesnya mereka merasa kurang tercukupi dengan layanan yang diberikan.

Tujuan dari diadakannya fasilitas yang bersifat umum adalah "sebenarnya" untuk membantu proses kehidupan setiap manusia yang ada dalam suatu Negara. Bilamana ada kekurangan atau kelebihan, hal itu sudah manusiawi sekali. Tak bisa dielakkan. Lagi-lagi berbicara mengenai sudut pandang dan melihat dari judul tulisan ini, terkesan seperti mengkampanyekan agar banyak orang berbondong menyukai transportasi umum.

Menggunakan transportasi umum tidak seperti bayangan dari sebagian orang yang kurang menyukainya. Namanya juga bayangan, masih kasat mata dan penuh ketidakpastian. Bagi kalian yang masih sampai detik ini masih ragu dengan menjadikan transportasi umum sebagi pilihan, barangkali ada sedikit bocoran untuk membuat hatimu senang.

***

Mengurangi emisi

Semakin banyaknya kendaraan yang memenuhi jalanan, akan semakin banyak pula asap kendaraan yang terproduksi secara berjamaah. Dengan perlahan jika masyarakat mulai berani beralih kepada transportasi dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, hal itu cukup membantu mengurangi emisi sedikit demi sedikit.

Bertemu dengan orang baru

Berbeda dengan suasana ketika sedang berkendara dengan kendaraan pribadi, dengan menggunakan transportasi umum kalian bisa bertemu dengan orang baru lho. Tentunya bukan lagi tetangga, teman, maupun penghuni rumah lain (baca:istri, anak, cucu). Orang yang ditemui benar-benar masih baru. Sekaligus sudah kenal tetapi jarang bertemu. 

Dengan begitu, kalian sudah dipastikan dapat nilai posotif nya lagi selain dapat kenalan baru, yaitu dapat berinterkasi lebih. Misalnya setelah kenal dan ngobrol banyak ternyata kalian satu passion sama lawan bicaranya. Nah bisa jadi kalian menemukan kesempatan-kesempatan baru yang tak pernah terduga sebelumnya.

Semakin bersyukur

Kalau yang satu ini termasuk dalam pengalaman pribadi saya selama menggunakan transportasi umum. Terutama saat menaiki transportasi kesukaan saya, sebut saja kereta api. Sembari menunggu sampai ke tempat tujuan, terdapat waktu senggang untuk sejenak mengingat-ingat dengan mengamai kondisi yang ada, kemudian mulai perlahan mensyukuri dengan nimat yang telah didapat sejauh ini. 

Terkadang, waktu sepi seperti itu sangat langka ditemukan oleh orang yang memiliki kesibukkan tinggi. Menaiki kereta api atau transportasi lainnya cukup menawarkan solusi hebat akan hal tersebut.

Menguji kesabaran

Hal yag sering dikeluhkan oleh calon penumpang yang terkadang enggan memilih transportasi umum sebagai pemenuh kebutuhannya dalam berkehidupan adalah hal yang berhubungan dengan kesabaran. Ya, factor menunggu sebuah kemungkinan atau sebut saja antre merupakan hal yang sedikit bahkan sangat membosannkan. Namun, cobalah kita ambil sisi positif dari itu semua yakni buah sabar yang akan didapatkan berkat hal itu.

**

Terlebih dari itu semua, tulisan ini lebih kepada mengajak pembaca untuk semakin peduli dengan kondisi sekitar saat ini. Mungkin solusi ini akan tidak tepat jika dihadapkan kepada masalah jarak tempuh yang logis jika dapat ditempuh dengan jalan kaki atau tanpa menggunakan kendaraan. Boleh saja kok. 

Dalam hidup, kita semua ini berperan sebagai juri yang dihadapkan banyak pilihan. Hidup adalah pilihan, maka kamu akan pilih yang mana semoga pilihanmu menjadi baik. Jangan bosan-bosan berbuat kebaikan. Selamat berakhir pekan!

Ngunut, 2 Desember 2017

Kereta Api Dhoho Penataran 421

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun