Ketika diri sudah menjumpai tanda-tanda semacam itu tentu yang pertama dilakukan adalah lebih terbuka dengan sahabat/teman, orang tua, kerabat dan seseorang yang mempu mendengar keluh kesah kita. Selain itu, seseorang bila mengalami hal itu harus mulai belajar mengenali dan mengontrol diri kita sendiri.
Maraknya angka bunuh diri pada remaja, bipolar yang didominasi oleh kalangan remaja, depression dan sejenisnya, lebih membukakan mata masyarakat akan pentingnya edukasi mengenai mental health dan pengenalan diri sendiri. Ketika kita mengenal diri sendiri selanjutnya kita mampu mempersiapkan mental untuk menghadapi segala hal kedepannya, setelah itu kita akan mampu mengontrol apa yang diri kita rasakan dan mampu untuk melakukan recovery terhadap diri ini. Peran psikolog dan pihak-pihak berwenang harusnya peka dengan fenomena sosial ini, karena bila angka kematian pemuda diakibatkan karena tekanan atau stress, menurut saya sangat disayangkan sekali hidup di Indonesia dengan segala bentuk toleransi dan saling menghargai satu sama lain. Citra bangsa itu ada pada pemuda-pemudanya sebagai agent of change yang melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H