[caption caption="http://i1.wp.com/ngonoo.com/engine/wp-content/uploads/2015/05/shutterstock_250745014.jpg?resize=700%2C352"][/caption]
detik berdetak....,
kaki kaki waktu tak 'kan pernah menunggu,
terus lari mendahului
:tak pernah menoleh walau hanya 'tuk sekali
*
gema gema langkah waktu,
mengisi tiap lapis udara yang membeku
diam selaik batu....
di kamar ini, di ruang ini
:ruang mata ku yang kosong
*
tiada lagi harap ku pada hangat surya,
biar kan tenggelam, lelap di peraduannya....
khayal ku hilang dalam bias mahkota malam,
rupa terpuji sang rembulan
biar lah terang hilang di balik awan yang hitam
*
sepercik api dalam relung ini, menunggu waktu 'tuk padam
tak lagi hangat selaik dulu
pun sekedar satu tarikan napas....
*
kata kata yang terucap, dari mulut s'tengah terbuka
menguap.... tanpa suara
tangis dalam lapis doa,
hanya hati dan Tuhan saja yang tahu pasti
dan kau..., tak 'kan tahu itu
Â
***
Jakarta 19102015-
ayuni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H