Mohon tunggu...
qurrotal ayuni
qurrotal ayuni Mohon Tunggu... -

tetaplah menjadi seorang yang penuh kasih sayang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pahitnya Nasib Kebudayaan dan Seni Bumi Pertiwi

17 April 2015   22:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:58 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pahitnya Nasib Kebudayaan dan Seni Bumi Pertiwi

Bumi pertiwi idonesia, bumi pertiwi yang banyak di agung-agungkan ,bumi pertiwi yang banyak menyisahkan sejarah inimempunyai kekayaan yang sangat berlimpah, tidak hanya alamnya yang dapat di eksplore hingga ke luar negeri, tidak hanya kecerdasaan orang-orangnya yang dapat menjelma menjadi sebuah berlian di negeri orang, tidak hanya sejarahnya yang banyak di tulis dalam sebuah buku namun juga kesenian dan kebudayaannya yang membuat para penjajah dunia ingin memiliki negeri yang penuh kecintaan ini.

Negeri yang penuh akan kecintaan ini, merupakan negeri yang kaya akan budaya dan seninya, banyak dari Negara-negara sekitar bahkan Negara tetangga yang ingin memiliki seni serta budaya yang ada di Indonesia ini, karena ke unikan dan keindahan kesenian serta kebudayaan tersendiri. Kesenian dan budaya Indonesia inilah yang menjadiSalah satu persoalan pada saat ini. Kebudayaanyang kini mulai banyak di tinggalkan,bahkan di asingkan. Ini memang bukan persoalan baru, dan memang sudah ramai di perbincangkan sejak dulu.

Namun usaha untuk menyelamatkan seni serta budaya ini hanya di lakukan oleh segelintir orang, sebagian dari mereka hanya berbicara ,mempertanyakan serta mendesak kemunduran seni dan budaya Indonesia. mereka tidak melakukan hal yang dapat menjadikan seni dan budaya Indonesia ini menjadi mahkota dalam negeri mereka sendiri.Keikut sertaan mereka dalam kegiatan tradisional,dan keikutsertaan turun tangan dalam melestarikan seni dan budaya tradisioanl yang mereka,hanya di landasi dengan membuat sebuah nama pada diri mereka masing-masing.

Perubahan cara hidup masyarakat, serta hilangya nilai-nilai moral ini lah yang menjadi salah satu dasar hilangnya sebagian seni dan budaya. Memang dalam kenyataannya banyak gesekan-gesekan di tingkat bawah, namun perlu di ketahui itu semua itu terjadi akibat akulturasi. wajar mengingat begitu-banyaknya suku bangsa yang ada di tanah air kita ini, semua tumpah-ruah jadi satu menjalani hidup bersama dengan masing-masing perbedaan. Semua gesekan yang terjadi akan bisa mendewasakan setiap insan untuk saling menerima perbedaan, satu sama lain. Jangan sampai justru menjadi penghalang atas rasa persatuan dan kesatuan yang telah lama terbangun. Diantara masalah itu pemahaman kita terhadap seni dan budaya Indonesia khususnya kesenian-kesenian tradisioanal masih kurang. Musim temu budaya daerah sebagai penyangga budaya nasional bermunculan diberbagai kota seakan-akan budaya kita pada masa ini menghadapi kemunduran biarpun seorang pakar budaya masih penting.Dalam kondisi ini kita berada dalam masa suatu arus yang sangat besar . kita dapat melihat secara langsung ,bagaimana para petani terpuruk akan hasil yang di tanamnya selama ini, hasil pertanian mereka tersingkir, hasil ini tersingkirkan oleh hasil imporan yang kualitasnya katanya baik, kebudayaan Indonesia yang kaya tersingkir akan kebudayaan asing.

Hal ini, dapat di lihat dari berbagai cara pandang masyarakat yang semakin jauh dari keselarasan ,masyarakat yang semakin jauh dari nilai-nilai budaya yang telah ada, dan masyarakat yang menggunakan kesenian barat lebih bangga dari pada menggunakan kesenian tradisionalnya. Sebab mereka mengganggap nilai seni dan budaya di Indonesia tidak bisa mengikuti trend pada saat ini.

Masalah ini menjadi masalah di kalangan para seniman dan para sejarahan serta para budayawan. Mereka menganggap seni dan budaya harus di kembangkan , namun pada kenyataannya mereka hanya sekedar bereaksi dan menanggapi masalah yang saat ini terjadi itu. Mereka hanya berteriak di depan orang-orang yang tak tahu menahu apa arti seni dan buday dalam negera ini.

Kondisi yang demikianlah yang membuat kesenian dan budaya Indonesia semakin terkikis dan tersisih dari kehidupan masyarakat Indonesia pada saat ini. Misalnya bentuk-bentuk tarian tradisional dan bentuk ritual-ritual adat yang kini telah terdapat banyak kesalahan dan campur tangan dari budaya asing yang masuk secara bebas di Negara yang indah ini.

Pesatnya laju informasi dan komunikasipunmenjadi salah satu alternative yang membuat seni dan budaya hampir punah. Mereka , masyarakat lebih memilih cara mudah untuk melihat dan memperkenalkan budayanya di bandingkan dengan cara-cara mereka memperkenalkan seni dan budaya dengan apa yang telah ada sejak zaman dulu.

Kenyataan ini dapat di lihat dari banyaknya tempat-tempat kesenian dan budaya yang berada pada daerah-daerah besar kini sepi akan pengunjung. Pertunjukan-pertunjukkan seni dan budaya tradisional kini juga sepi akan pengunjung, mereka mengganggap kuno dan ketinggalan zaman. Hal ini sangat di sayangkan, mengingat bagaimana mereka ,orang-orang terdahulu yang mempertahankan seni dan kebudayaan ini hingga mereka berani melawan penjajah. Misalnya kesenenian wayang ludruk yang saat ini mengalami “ break “ wayang orang dan ludruk yang ada di pulau jawa ini merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional. Ini hanyalah contoh kecil satu dari sekian banyak kesenian yang di pulau jawa, mungkin juga ini adalah contoh kecil dari terdepaknya seni serta budaya asing yang di alami oleh sebagian wilayah di Indonesia.

Namun, di sisi lain ada masyarakat yang masih menggunakan dan menjungjung erat nilai-nilai budaya dan kesenian tradisional tetapi mengalami perubahan fungsi serta tatacara. Misalnya dalam kesenian ketoprak yang pada saat ini sangat jelas mengalami perubahan tata cara permianan serta tata panggung, ketoprak yang seharusnya tampil di sebuah panggung kini tampil dalam layar kaca pertelevisian.

Kini semuanya telah berubah, budaya dan kesenian tradisional yang dulu sangat mahal kini hanya menjadi sebuah kenangan dan suatu kesenian yang tak memiliki nilai budaya yang tinggi. Sikap yang tak menghargai dan menganggap remeh suatu kesenian dan kebudayaan tradisional inilah yang memberikan dampak buruk bagi negera kita. Merekalah yang menciptakan dan mereka pula yang merusaknya.

Jika dalam diri masyarakat tertanamkan jiwa nasionalisme yang tinggi, melestarikan kesenian dan kebudayaan Indonesia adalah suatu hal yang sangat membanggakan. Sebaiknya jika mereka mencampakkan atau menganggap suatu melestarikan suatu budaya itu paksaan maka perkembangan seni dan budaya Indonesia mungkin akan benar-benar punah.

Disini saya sebagai mahasiswa, mengajak generasi penerus bangsa yang memiliki jiwa nasionalisme untuk ikut serta dalam pelestarian sebuah keseniandan kebudayaan tradisional di daerah mereka masing-masing. Kita harus menyadari bahwa mempertahan kesenian dan kebudayaan yang telah lama di miliki Indonesia sejak dulu ini tidaklah mudah. Kita butuh kesadaran dan kita juga butuh sebuah pengorbanan. Kebersamaan kita dalam melestariakanya juga di butuhkan agar kita saling tahu dan saling membantu. Kita bersama-sama mewujudkan Indonesia menjadi lebih baik dan bersama-sama menbangun kesenian dan kebudayaan Indonesia hingga menjadi permata di bumi pertiwi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun