Gaji, tunjangan, dan beragam fasilitas lainnyas ebenarnya terlalu kecil jika dibandingkan dengan pengeluaran yang harus aku keluarkan. Asal kamu tahu, iuran partai begitu mengikat, proposal bantuan tiap hari datang, belum lagi sumbangan – sumbangan yang sifatnya pencitraan, eh bukan, perjuangan. Misalnya kunjungan ke pesantren, sekolah, panti asuhan, desa tertinggal, organisasi massa, dan lain sebagainya.
Belum lagi teringat sawah dan kebun yang telah melayang untuk biaya kampanye. Apa pernah kamu pernah berfikir betapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk kampanye. Berapa ratus kaos yang harus ditebar, berapa ribu stiker, berpuluh –puluh banner yang dipampang, kudapan dan kopi untuk tiap pertemuan dengan porsi puluhan sampai ratusan orang, biaya transport pendukung, pentas hiburan, dan beragam sumbangan lainnya, itu semua butuh biaya. Ingat, tidak kecil itu semua.
Maka, untuk bisa memenuhi semua itu, saya terpaksa, mau tidak mau, harus terlibat konspirasi. Ini semua demi rakyat, toh hasilnya juga didistribusikan untuk rakyat. Iya kan?
Ah...aku terlalu jahat. Sudah dipenjara, masih saja membawa rakyat untuk disalahkan. Begitu malangnya nasib rakyat. Sudah uangnya dikorup, hak- haknya tidak terpenuhi, eh masih dikambinghitamkan lagi. Hahahaha .....
Jujur,sekali lagi aku mau jujur. Tolong – sekali lagi – percaya denganku. Aku terlibat konspirasi ini awalnya untuk memenuhi kebutuhan primer tersebut dan juga mencari kembalian. Saya kira normal lah. Hehehe .....
Tapi begitu merasakan uang yang begitu melimpah dalam waktu yang cepat membuat aku hilang kesadaran. Aku terlena dengan semua itu. Keinginan – keinginan lainny ayang diperuntukkan untuk menunjang prestise sebagai seorang pejabat pun menghampiriku. Bahkan keinginan yang macam – macam pun mulai merasuki otakku.Istri muda terutama. Hahaha....
Akhirnyapun aku larut dalam konspirasi itu. Awalnya risih, kemudian malu – malu tapi mau, beranjak terus menjadi ketagihan. Kebablasan. Tertangkap dan mendekam dibalik jeruji penjara.
Itu semua bukan masalah. Dengan jaringan konspirasi yang terbentuk, aku bisa menikmati ruang penjara serasa dikamar hotel. Sayang tidak bisa bercinta disini, tapi itu bukan masalah karena bisa diatur untuk kencan diluar kota sambil pelesir atau bahkan pulang ke rumah. Jangan heran. Hahahaha.....
Disini hitung – hitung sedang istirahat. Tidak perlu repot – repot untuk menyiapkan pembelaan karena sudah ada tim yang mengurus itu semua. Aku pesan enam bulan saja tinggal disini. Bandingkan dengan maling ayam yang harus mendekam berbulan– bulan dengan beragam siksaan. Padahal yang dicuri tak seberapa jika dibandingkan dengan uang milyaran yang aku korupsi. Jengkel kan? Hahahaha ......
Ah,besok aku mau mampir ke salon dulu agar wajah tampak cerah ketika menghadapi sidang. Dengan baju putih dipadu kopiah hitam dan jangan sampai lupa tasbih tetap melingkar ditangan. Tentunya tidak lupa pula mengontak jaringan konspirasi di media untuk memuat foto terbaik dan terelegius di halaman utama dengan judul, rekayasa politik menjebak tokoh nasional di bui. Hahahaha..........
Ayung Notonegoro