Mohon tunggu...
Ayunda Adis Rizkia
Ayunda Adis Rizkia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta

I am a student majoring in International Relations at the Yogyakarta University of Technology. I love something new that can improve my experience and skills. I have good communication, can work with the team and always accept criticism and self-help advice. I have hobbies such as journalism, writing, working out, traveling, and listening to music.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Penyadapan Amerika Serikat dalam segi Realis (Defensive Realism)

14 Oktober 2023   17:29 Diperbarui: 14 Oktober 2023   17:39 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Realism ?

Realism merupakan sifat alamiah manusia yaitu egois dan negara merupakan anggota entitas yang hanya mementingkan kepentingan nasionalnya. Tidak ada yang bisa menjaga negara dari ancaman kalau bukan diri sendiri dengan memperkuat  sistem militer sehingga, Realisme klasik merupakan dimana negara dapat mempengaruhi dunia untuk kepentingan negara itu sendiri dan adanya penyeimbangan kekuatan, seperti negara a yang memiliki pesawat tempur, kemudian negara b ikut untuk mempunyai pesawat tempur agar terjadi penyeimbangan. Realisme memiliki sikap akademik untuk menempatkan pertimbangan politik dan power secara otonom. Menurut Morgenthau, bahwasannya realis politik mempertahankan ruang politik sebagaimana ekonom mempertahankan otonomi ruang mereka masing masing.

Terdapat offensive dan diffensive realism, Offensive realism merupakan suatu upaya negara untuk memaksimalkan kekuatan negaranya. Adanya kemampuan ekonomi suatu negara besar yang meningkat yang kemudian akan meningkatkan pengeluaran militernya. Ekspansi militer untuk menjamin keamanan negara dan pertahanan negaranya dengan memaksimalkan kekuatan negara dan tiap negara akan berusaha untuk menjadi negara hegemon. Dan deffensive realism merupakan perhatian pertama sebuah negara yaitu dengan mempertahankan posisi negara dalam sistem, bukanlah memaksimalkan kekuasaan dan mempertahankan negara. Diffensive realism menekankan adanya pembatasan terhadap kekuasaan dan kekuatan negara.

Penyadapan Amerika Serikat 

Penyadapan yang dilakukan oleh negara besar yaitu Amerika Serikat merupakan sebuah penyadapan yang di lakukan oleh badan intelijen yang bernama NSA ( National Security Agency). Amerika serikat melakukan penyadapan terhadap negara negara sekutunya, hal yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara sekutu atau negara sahabat biasanya berupa penukaran informasi antar negara, bukan berupa penyadapan. Penyadapan yang dilakukan oleh NSA dimulai pada tahun 2006, Jepang sangat khawatir tentang data dan dokumen yang diketahui oleh Amerika Serikat. Hingga akhirnya tahun 2015, Presiden Barack Obama menyatakan bahwa akan melakukan pengakhiran terhadap penyadapan negara sahabat atau sekutunya, dan negara yang menjadi korban penyadapan oleh Amerika Serikat mengatakan kepada Amerika Serikat bahwasannya negara sekutu dapat terbangun karena adanya rasa saling percaya dan menghormati. Kepentingan Nasional Amerika Serikat untuk melakukan penyadapan dilakukan terhadap negara negara yang mempunyai potensi untuk menjatuhkan bahkan dapat bersaing dengan Amerika Serikat sebagai negara hegemon dalam ekonomi, dan juga dikarenakan faktor ketidakpercayaan kepada negara negara lain. Adanya penyadapan yang dilakukan oleh Amerika serikat terhadap banyak negara seperti negara Jerman, Brazil, Jepang membuat masyarakat internasional melakukan protes atas hal yang dilakukan oleh Amerika Serikat.

Realisme masuk dalam kriteria negara Amerika Serikat, dimana negara amerika serikat tidak memiliki kepercayaan terhadap negara lain dan berprinsip tentang mementingkan diri sendiri, sehingga US melakukan apapun untuk pengamanan terhadap negara nya seperti memperkuat sistem militer, memperkuat keamanan negara dan mempertahankan negara. Terdapat beberapa prinsip realisme yang menjadikan dasar dilakukan nya penyadapan, terdapat prinsip power dimana prinsip tersebut merupakan pemaksaan terhadap pihak lawan, US yang mempunyai teknologi yang baik

dan canggih bisa melakukan penyadapan terhadap negara negara lain, seperti penyadapan telepon seluler. Adanya balance of power yang merupakan penyeimbang kekuatan yang dianggap mampu untuk mempertahankan kondisi keamanan yang stabil, sehingga Amerika Serikat melakukan segala cara seperti meningkatkan tingkat kemiliteran dan melakukan penyadapan terhadap negara negara lain walaupun negara tersebut merupakan sekutunya.
Dalam hal ini, yang dilakukan oleh Amerika Serikat masuk dalam offensive realism karena Amerika Serikat melakukan penyadapan terhadap negara negara lain untuk memperkuat dan memaksimalkan kekuatan negara sebesar besarnya karena adanya rasa ketidakpercayaan terhadap negara negara, Amerika Serikat melakukan penyadapan hanya terhadap negara negara yang berpotensi untuk menjatuhkan dan menyaingi Amerika Serikat. Dan negara negara yang menjadi korban dari penyadapan US ini berusaha untuk mempertahankan data dan dokumen negaranya yang disebut dengan diffensive realism. Sehingga, penyadapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat mengacu kepada offensive realisme untuk memperkuat kekuatan negaranya.

source : 

https://www.arkpsa.org/wp-content/uploads/2019/12/Rudloff-2013.pdf

https://hi.umy.ac.id/menjelaskan-aksi-penyadapan-as-lewat-kacamata-realis/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun