Mohon tunggu...
Ayunda IzzatulIman
Ayunda IzzatulIman Mohon Tunggu... Psikolog - mahasiswi

saya mahasiswi biasa aja, bikin akun cuma buat tugas tapi semoga akun ini berguna kedepannya. terimakasih :)

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Serba-serbi Popcorn, Mulai Jadi Jajanan Pasar hingga Jadi Pasangan Setia Saat Nonton

15 Juni 2019   22:20 Diperbarui: 17 Juni 2019   14:47 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Kalian pasti tau kan popcorn? Iya camilan yang setia banget sama kita kalo lagi nonton bioskop bareng gebetan, teman, atau mantan.

Tapi, pernah gak sih kalian kepikiran asal muasal kenapa popcorn jadi camilan saat nonton? Ada hubungannya gak ya sama kesehatan?  Nah kali ini kita bakal bahas dikit 'pasangan setia saat nonton'  kita ini, chek it out!

SEJARAH POPCORN 

Camilan berbahan dasar jagung ini memiliki sejarah yang panjang loh. Kata "popcorn" berasal dari dua gabungan kata yaitu "pop" dan "corn" dari bahasa inggris . Gabungan kata ini berarti jagung yang meledak-ledak. 

Proses pembuatannya yang sederhana hanya dengan memanaskan biji jagung dengan mentega dan dibumbui dengan garam, menjadikan popcorn sebagai camilan ringan yang digemari penonton dan menguntungkan penjualnya. Tak hanya menguntungkan penjualnya,  makanan ringan ini menjadi makanan yang populer dalam dunia sinema.

Seperti yang dilansir dari smithsonianmag.com yang mengutip buku Popped Culture, popcorn ditemukan di Amerika Selatan. Perdagangan membawa biji-biji jagung tersebut menuju utrara, lebih tepatnya Amerika Utara.

Andrew Smith selaku penulis tersebut menyatakan bahwa para penangkap ikan paus dari Amerika Utara menemukan popcorn di Chili di awal abad ke-19.

Mereka membawa ke wilayah Amerika Serikat dan tren secara tidak langsung ini memberikan tempat istimewa pada popcorn sebagai sebuah cemilan.  Makanan ini biasa ditemui di pertunjukkan sirkus dan pasar. Lalu bagaimana sejarah popcorn beredar di bioskop?

1. POPCORN PERNAH DIANGGAP SEBAGAI  'KOTORAN'

Awalnya popcorn dilarang masuk ke bioskop karena dianggap berisik dan mengotori venue. Industri film beserta bioskop ingin memberikan kesan yang berkelas pada penikmat sinema, terlihat dengan interior bioskop yang terlihat berkelas dengan alas karpet, tempat duduk sofa, dan lampu berwarna kekuningan yang memberi kesan 'elegan'. 

Pihak manajemen tidak menginginkan kotoran dan aroma yang ditimbulkan saat proses pemasakan popcorn yang merupakan makanan rakyat di bangunan mereka. Akan tetapi ada alasan ekonomi dan teknologi dibalik semuanya. 

Menonton film menjadi aktivitas yang dapat dinikmati seluruh kalangan. Amerika yang saat itu mengalami krisis ekonomi yang dinamakan Great Depression, membuat menonton film menjadi hiburan murah yang dapat memberikan kenyamanan.

Popcorn menjadi makanan yang sering diselundupkan oleh penonton. Membelinya di pinggri jalan atau pasar yang dekat dengan bioskop dan membawanya kedalam. 'Jajanan pasar' ini berhasil menyelundupkan dirinya ke tempat yang mewah dan mengajaknya turun sejajar dengan masyarakat penikmat hiburan.

2. POPCORN MULAI MASUK BIOSKOP

Pada tahun 1930, pengunjung bioskop mencapai 90 juta orang per pekan. Pemilik bioskop melirik cara lain untuk mencari keuntungan. Popcorn yang pada saat itu hanya berharga 5 hingga 10 sen, pihak bioskop pun mulai menyewakan lobby sebagai tempat dagang para penjual popcorn. Pada akhirnya cemilan tersebut melekat dan menjadi 'pasangan setia saat nonton' . Banyak bioskop yang mulai menjual popcorn untuk menambah keuntungan mereka.

Namun, pada pertengahan 1930, para pemilik bioskop mulai memutuskan menghentikan sewa penjual popcorn dan mebuat mesin popcorn sendiri dikarenakan pemasukannya lebih besar daripada uang sewa.

3. PENJUALAN MENINGKAT SELAMA PERANG DUNIA II

Filipina mulai berhenti sebagai eksportir gula ke Amerika Serikat. Dampaknya, produsen makanan manis yang membutuhkan gula mulai kewalahan dan mengalami penurunan keuntungan. Hal ini berpengaruh pada keuntungan pedagang popcorn, karena keadaan tersebut tak mempengaruhi produksi popcorn mereka yang belum menggunakan gula sebagai perasa. Selain itu pedagang popcorn merasa pesaing mereka dalam bisnis makanan ringan berguguran.

Pada 1945, popcorn sudah sepenuhnya jadi bagian dari kegiatan menonton film. Iklan yang ditayangkan sebelum film mulai pun bertujuan untuk memberi waktu kepada penonton untuk membeli popcorn di lobby bioskop. Seiring perkembangan teknologi dan ekonomi, iklan sebelum film dimulai menjadi bisnis yang menarik bagi pemilik bioskop.

POPCORN DAN KESEHATAN

1. MENGENYANGKAN DAN RENDAH KALORI

Berbahan dasar jagung yang mengandung serat,karbohidrat, dan mentega yang berkalori rendah, popcorn tetap mengenyangkan. Durasi menonton film di dalam bioskop sekitar 1-3 jam, atau bahkan lebih lama membuat seseorang menjadi lapar, memakan popcorn yang berbahan dasar jagung akan membuat kita kenyang.

Selain itu, popcorn memiliki kalori yang rendah dan berbeda dengan camilan lain yang ada di bioskop seperti sosis,atau makanan lain yang mengandung daging. Kekenyangan mengakibatkan rasa kantuk, dan orang-orang yang menonton film akan tidur sehingga tidak menikmati film.

2. KUNYAHAN TIDAK TERDENGAR DAN TIDAK BERISIK

Menonton film tentu saja membutuhkan suasana yang tenang kan? Kalian pasti akan merasa terganggu apabila ada suara yang berisik. Karena itulah popcorn dipilih sebagai camilan, sebab popcorn tidak menimbulkan suara-suara berisik ketika dikunyah. Jadi, ketika lapar penonton tetap bisa mengunyah popcorn-nya tanpa mengganggu ketenangan penonton lainnya

3. POPCORN BISA MENAHAN KEINGINAN BUANG AIR KECIL

Seperti yang sudah dipaparkan tadi, selain mengandung karbohidrat dan kalori, popcorn juga mengandung serat yang banyak loh. Makanan yang mengandung serat tidak menyebabkan kontraksi dan ingin buang air kecil loh.

Pasti nggak seru, kan, kalian melewatkan film kesayangan untuk ke toilet?

Nahh itulah beberapa informasi tentang sejarah popcorn dan hubungan popcorn dengan kesehatan. Ga Cuma murah dan enak, ternyata panjang juga ya sejarahnya si 'pasangan setia saat nonton '. tenang aja kalo gapunya pasangan buat nonton, aku bisa kok. Hehe.

Jadi gimana, kamu mau ga nonton sama aku?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun