Ayunda Argadinata dan Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd
Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Katanya, matematika itu pelajaran susah yang belajarnya Cuma menghitung dan menghafal rumus-rumus saja. Kalau dari SD sampai sekarang kita masih berpikir seperti itu, artinya selama ini kita sudah salah besar. Iya, kita sudah salah melihatnya. Itulah yang membuat matematika di sekolah seolah berubah menjadi monster menyeramkan. Memaksa kita untuk menghitung angka-angka atau mencari nilai "X" yang hilang entah ke mana. Ini semua yang membuat kita tersiksa setiap kali belajar matematika, padahal sebenarnya matematika jauh lebih dari itu. Maka, sekarang waktunya kita mengenal lebih jauh sosok sang monster yang sebenarnya. Sosok yang aslinya enggak seram tapi justru indah tapi tersembunyi di sekeliling kita. Karena dengan mengenal bidang pelajaran ini, artinya kita mengenal bahasa untuk mempelajari alam semesta dan isinya. Menelusuri jejak-jejak rahasia dunia yang tersebar dimana-mana dan itu semua hanya akan terjadi jika kita menganggapnya lebih dari hitung-hitungan dan rumus semata. Bersiaplah! Memecahkan misteri dunia lewat matematika.
- Definisi Matematika
Coba tanya ayah kita di mana dia menyimpan kotak perkakas, ambillah lalu pandangi satu persatu alat yang ada di dalamnya! Kita bisa melihat bentuk mereka yang memang berbeda, tentu juga punya fungsi dan kegunaan yang berbeda. Ada yang sederhana, tapi ada juga yang sangat canggih dan mampu mengangkat benda berkali-kali lipat beratnya. Disadari atau tidak, kotak itu adalah matematika. Iya! Matematika itu ibarat kotak perkakas berisi seribu alat yang punya jutaan kegunaan. Alat-alat inilah yang para peneliti di bidang apa pun gunakan untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi di dunia dari yang paling kecil sekalipun sampai masalah raksasa super rumit. Kalau belum terbayang coba lihat alat kunci tersebut, ternyata ia bisa membuka baut di bagian sepedamu yang rusak, di truk, atau bahkan mengencangkan baut yang sama untuk bikin bagian-bagian rumah menjadi kokoh.
Kalau dalam matematika, ambil contoh angka = 3,14. Angka atau istilahnya 'konstanta' (C) matematika yang terkenal banget. Inilah 'pi', gara-gara 'pi' ini kita bisa tahu berapa luas piza, roda atau bahkan berapa besarnya dunia sekalipun! Karena percaya atau tidak seberapa pun besar lingkarannya angkanya bakal tetap sama ( = 3,14) dan itu bikin kita bisa membuat dan mengukur lingkaran-lingkaran lainnya dalam hidup kita dengan memakai angka ini dalam proses perhitungannya. Begitulah matematika secara sederhana. Ia adalah bahasa universal yang maknanya bisa dipahami dan disepakati oleh semua orang di dunia. Bahasa canggih yang disusun oleh logika sehingga menjadikannya sebagai alat yang bisa kita gunakan untuk memecahkan hampir semua masalah yang kita punya dari dulu, sekarang bahkan di masa depan. Tapi, tidak semudah itu untuk menemukannya. Manusia butuh puluhan ribu tahun untuk mampu mengerti matematika. Semua dimulai ketika angka dan konsep soal berhitung belum ada di kepala manusia, lalu mereka mengamati fenomena di sekeliling mereka dan menyadari adanya kejadian yang berulang, lalu mencatatnya, garis demi garis menjadi pijakan awal untuk Aritmatika ilmu tentang bilangan. Sampai akhirnya bangsa Sumeria mengganti garis menjadi simbol-simbol angka.
Mereka menerapkan sistem angka berbasis 60 yang mereka gunakan untuk menghitung waktu, berdagang, membangun peradaban Mesopotamia, dan mengembangkan awal mula cabang ilmu matematika lainnya yaitu Geometri. Aritmatika dan teori tentang angka kian berkembang di era ini para filsuf Yunani mengembangkan Logika. Cara berpikir untuk mencapai kesepakatan tentang kebenaran lalu Plato mengamati semua unsur yang ada di bumi dan menafsirkannya dalam bentuk-bentuk tiga dimensi. Pemikiran itu sampai kepada Euclid dari Alexandria yang kemudian mendalaminya lalu mencatatnya dalam 13 buku tentang geometri, kumpulan buku yang masih relevan hingga saat ini.
Sampai akhirnya manusia naik level dalam berhitung, bangsa Romawi menciptakan sistem penomoran lewat alfabet. Permasalahan lalu timbul, angka yang mereka punya ternyata memiliki keterbatasan. Mereka kesusahan menghitung angka-angka super besar. Bagaimana cara mereka mengatasinya? Penemuan angka nol (0) yang mengubah segalanya. Benda bulat ini punya peran mana penting yang bikin kemajuan matematika melesat! Manusia akhirnya bisa menghitung jauh lebih besar dan kompleks. Dari sini, Aljabar lahir di dataran timur tengah dan ilmuwan jenius Al-Khwarizmi yang membahasakan ide abstrak dan meringkas kata-kata menjadi formula persamaan matematika. Ilmunya kemudian dibawa jauh hingga ke Eropa, di sana dunia semakin berubah dengan cepat secepat apel yang jatuh dari dahan pohonnya. Fenomena itu diamati oleh Isaac Newton. Pemikir besar yang lalu menemukan Kalkulus, sebuah cara untuk mengukur seberapa besar perubahan itu terjadi pada benda-benda. Dengan cara pengukuran ini, matematika membantu bidang ilmu lainnya berkembang pesat menciptakan industri yang jadi awal peradaban modern. Dan kini, setelah mengamati ruang di alam semesta, manusia lalu menciptakan dunianya sendiri yang mereka bangun dengan angka 0 dan 1.
Mencampurkan segala penemuan matematika dari era-era sebelumnya dan mencampurnya dengan penemuan-penemuan baru di era modern, membuat prediksi dan menciptakan peluang yang tak terhingga untuk penemuan-penemuan baru di masa depan. Berikut cabang-cabang matematika:
- Peluang
- Geometri
- Logika Matematika
- Teori Angka
- Kalkulus
- Aljabar
- Statistika
- Kombinatorika
Jatuh cinta pada matematika itu bukan tidak mungkin. Ibu Vivi Alatas contohnya, beliau adalah ilmuwan matematika yang dari awal terpesona pada angka dan logika. Masa kecilnya di sekolah dikelilingi oleh orang-orang yang membuatnya tertarik pada pelajaran yang dianggap susah ini. Beranjak remaja kecintaan itu makin besar. Ibu Vivi lalu kuliah di jurusan matematika di salah satu kampus terbaik di Indonesia. Rahasianya mencintai matematika hanya satu tidak mudah menyerah ketika datang masalah, terus mencoba, bertanya dan mencari jawabannya. Kalau sudah cinta segalanya jadi mudah. Ketekunan Ibu Vivi terhadap matematika membawanya ke kampus yang bergengsi dan berserikat. Kampus dan juga almamater dari idolanya, Ibu Vivi lalu lulus dan bekerja di bank dunia sebagai ekonomi yang menerapkan matematika untuk menyelesaikan masalah kemiskinan. Bagi Ibu Vivi karir sebagai seorang matematikawan sangat di buka lebar. Ketakutan bahwa belajar matematika susah bekerja itu pandangan usang. Kenyataannya di dunia ini penuh dengan data dan statistik. Belajar matematika adalah investasi penting untuk masa depan.
Bukan kelebihan kalau matematika disebut sebagai bahasa universal atau kode tentang alam semesta. Kita mustahil untuk menjelaskan keindahan hukum-hukum alam yang sanggup menggerakkan nurani seseorang kalau orang itu tidak memahami matematika." (Richard Feynman)
Begitu pentingnya matematika mungkin nanti kitalah yang mesti memulai membaca cara pandang terhadap matematika:
- Memulai dengan tidak lagi menganggap matematika sekedar menghitung dan menghafalkan rumus saja.
- Kita harus tahu matematika itu bahasa yang punya aturan jelas, supaya paham dan harus menguasai konsep-konsep dasarnya.