Mohon tunggu...
Ayunda Argadinata
Ayunda Argadinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selalu berbuat baik.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswi Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Jadinya Jika Dunia Tanpa Aturan?

25 Desember 2022   11:19 Diperbarui: 25 Desember 2022   11:21 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Ayunda Argadinata (Mahasiswi Pendidikan Matematika, FKIP, Unissula Semarang)

Kalau kalian harus memilih mana yang lebih baik, dipenjara seumur hidup atau dihukum mati? Coba jawab dan jelaskan alasan kalian di kolom komentar. Oke, mungkin atau lebih tepatnya semoga kita tidak akan dihadapkan dengan pilihan tadi karena itu hanya terjadi sama kriminal sedangkan kita selama ini hidup tenang taat aturan yang ada. Tapi tunggu dulu kadang-kadang peraturan juga justru suka bikin kebebasan. Kita terkadang di tol atau jalanan dipaksa taat aturan kalau dirumah tidak taat aturan orang tua uang jajan pun hilang. Jadi, sebenarnya apakah peraturan ngebo lebih banyak untung atau rugi ke kehidupan kita dan apa jadinya jika hidup ini tidak ada aturan? Tanpa aturan mungkin orang bakal bebas nge-bully satu satu sama lain tanpa takut dilaporin, anak-anak dibawah umur bisa masuk ke disko atau koruptor bisa lolos tanpa dihukum atau seperti di film bisa bebas membunuh orang yang dibenci. 

Kita harus sadar juga kalau wujud aturan itu tidak hanya tertulis saja ternyata ada yang tidak tertulis seperti norma masyarakat. Selain itu peraturan lain membuat permainan atau pertanian jadi seru terus badan kita juga bekerja mengikuti aturan-aturan biologis yang tetap dan sehari-hari kita berbicara memakai aturan berbahasa. Ternyata lihat di sekeliling kita selalu ada aturan di setiap sudut kehidupan tapi kenapa dunia ini tanpa peraturan itu mustahil ada? 

Mari sama-sama dorong balik jarum jam karena dunia minim aturan adanya di zaman purba doang, tidak usah hukum aturan berbahasa pun belum ada hanya hukum alam aja yang berlaku. Tapi ternyata aturan itu kebentuk secara natural supaya spesies kita bisa saling bersekutu dan bertahan hidup. Contohnya lihat saja singa atau semut yang punya peraturan sendiri dan tiap individunya jadi bisa seperti kerjasama, manusia pun juga sama dulu kita ngegeng-nya hanya sama beberapa puluh orang. Hukum sosial pun muncul dengan sendirinya dari masyarakat dan jenis faktor yang membuat kita bisa berhimpun dalam ribuan bahkan jutaan dan membangun peradaban. Begitulah zaman dulu kalau sekarang bisakah kita hidup kembali tanpa hukum?

Misalnya gimana kalau tidak ada yang namanya pemerintah? Fakta mengejutkannya juga negara-negara yang sempat tidak punya pemerintahan contohnya Belgia, Spanyol dan Irlandia Utara yang jalan berbulan-bulan bahkan tahun tanpa ada pemerintah resminya dan ada yang lebih seram ada maling penuh pertumpahan darah dari meletusnya perang saudara selama belasan tahun. Somalia tidak punya pemerintahan aktif yang bisa melindungi rakyatnya. Ibarat paradoks tanpa peraturan justru tidak ada kebebasan, tapi saat peraturan yang ada malah menyakiti, merugikan atau bahkan mendiskriminasi banyak orang itu bisa jadi senjata berbahaya ditangan mereka yang haus kuasa kalau begitu jika teknologi bisa membantu masyarakat di masa depan jadi adik dan tertib. Mungkinkah nanti kita bisa hidup bebas dan aman tanpa adanya pihak yang berwenang?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun