Resensi: Novel Obsesi Biru Karya Rizkyel

Judul Buku : “Obsesi Biru“
Penulis : Rizkyel
Penerbit : Shelia Publisher
ISBN : 97860253730
Genre : Fiksi
Kategori : Drama dan Romansa
Jumlah Halaman : 217 Halaman

“Kita berdua ibarat Sungai dan Samudra. Aku merindumu, namun kau tak begitu, karena kamu adalah muara nyata dari segala yang sempurna; yaitu setiap hal yang sulit terjangkau oleh aku yang terlalu biasa.”
Halaman 129

Rizkyel lahir di Bekasi, 16 November 1999 dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang hobi membaca cerpen sejak kecil. Karena sering diajak mamanya ke toko buku, membuat pemuda pecinta musik, bernyanyi dan berpiano akhirnya mewarisi kecintaan pada buku.
Kisah awalnya menjadi seorang penulis adalah ketika ia tidak sengaja berkenalan dengan ‘dunia novel orange’ -Wattpad. Semenjak pertengahan tahun 2016, ia aktif menulis cerita absurd yang idenya tidak diketahui darimana, dan sama sekali tidak ingin memikirkan apakah ada pembaca atau tidak. Cerita pertamanya berjudul Notasi Friendzone-yang berujung terbengkalai.
Sempat berhenti selama berbulan-bulan dan nyaris pensiun menulis, namun pemuda yang hobi makan dan terobsesi pada penulis-penulis favoritnya (baca: Dee, John Green, Inggrit Anya, LM Cendana, dll). Vivace adalah novel pertamanya yang diterbitkan secara indie oleh Pustakapedia pada awal tahun 2017, sekaligus menjadi media titik balik pemuda ini untuk kembali berkreasi lewat tulisan.

Obsesi Biru adalah novel karya Rizkyel yang menceritakan seorang siswa sekolah SMA  bernama Biru, siswa cerdas dan berprestasi. Cinta yang ia dambakan sejak kelas 10 kandas akibat fisik yang berbanding balik dan menghancurkan kepercayaan dirinya. Namun, ditengah penderitaan itu, ada Anya, seorang sahabat yang selalu ada untuk mendukungnya.
Anya, sahabat setia biru, yang selalu ada di sisinya. Mereka merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, berlalu lalang mereka lewati masalah bersama. Dibalik persahabatan erat mereka, satu seorang sahabat pasti menyimpan rasa yang amat mendalam. Anya ingin Biru melihatnya. Bisakah Biru mengatasi obsesinya agar melihat  Anya sebagai sosok spesial yang pantas dicintainya?

Kelebihan dalam novel ini, tema yang diambil merupakan kehidupan seorang remaja, sehingga pembaca dengan mudah terhubung dengan jalan cerita. Mengangkat tentang penampilan fisik seseorang yang membuat rasa tidak percaya diri dan memuat isu remaja saat ini.

Kekurangan dalam novel ini, ending mudah ditebak. Rata-rata pembaca novel dengan tema persahabatan, cinta sering merasa familiar dengan ending cerita. Kurang adanya kejutan membuat cerita kurang realistis sehingga membuat pembaca merasa bosan.

Buku ini mengangkat tema obsesi, cinta, perjuangan. Dalam buku ini, Biru sang tokoh utama ingin dirinya dilihat, sementara  Anya sahabatnya ingin Biru melihatnya. Obsesi yang membutakan dapat menghancurkan hal sekitar, seperti hubungan persahabatan dan keluarga. Obsesi terkadang membutakan seseorang dan berujung mendisfungsikan pikiran. Novel ini mengandung pesan tentang pentingnya menjaga obsesi agar terkendali. Buku ini sangat cocok dan direkomendasikan untuk kalian yang suka akan novel romantic ringan, mengangkat kisah yang relate akan permasalahan remaja sekarang. Kita juga diajak belajar untuk pentingnya mencintai diri sendiri dan mengingat dukungan dari orang-orang terdekat.
Meskipun dengan ending yang dapat diprediksi, namun buku ini memberikan pesan yang mendalam.