Mohon tunggu...
KKNT KEL 60 UNIPMA 2022
KKNT KEL 60 UNIPMA 2022 Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKNT KEL 60 DESA SUKOREJO UNIVERSITAS PGRI MADIUN 2022

KKN-T MBKM UNIVERSITAS PGRI MADIUN 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN-T KKBPK UNIPMA 2022: Pemanfaatan dan Penyuluhan Tanaman TOGA Desa Sukorejo, Kecamatan Saradan, Madiun

23 Februari 2022   18:46 Diperbarui: 23 Februari 2022   19:19 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim KKN-T (Kuliah Kerja Nyata – Tematik) Universitas PGRI Madiun sedang melakukan kegiatan penanaman tanaman toga yang dilaksanakan oleh mahasiswa kelompok 60 yang diketuai oleh Andarista bersama dengan tiga pilar Desa Sukorejo II Kec. Saradan Kab. Madiun.

Di era pandemi ini, kita harus pandai memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk menjaga kesehatan. Hal ini bersinergi dengan himbauan Pemerintah dimana masyarakat diminta untuk mengonsumsi imunomodulator yang berasal dari tanaman-tanaman obat asli Indonesia. Apalagi kalau pandemi ini berkepanjangan, tentu akan lebih bagus mengonsumsi obat herbal yang bahan bakunya dari dalam negeri. Tanaman toga juga efektif untuk upaya pencegahan covid-19.

Dokpri
Dokpri

Hal tersebut selaras  dengan rancangan program kerja oleh kelompok 60 KKN-T MBKM UNIPMA 2022 yaitu dengan membuat Program Kerja penyuluhan mengenai manfaat tanaman untuk mengedukasi mengenai manfaat dari tanaman toga serta pembuatan dan perawatan taman. Kegiatan ini dilakukan pada hari Selasa, 15 Februari 2022 yang bertujuan meningkatkan Kesehatan dipemukiman serta melestarikan tanaman obat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Toga adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat seperti kunir, jahe, sereh, lidah buaya, kunci sirih dan lain-lain.

Dokpri
Dokpri

Kesimpulan dari kegiatan ini ialah tanaman herbal banyak khasiatnya untuk mengatasi beberapa penyakit, sehingga tidak keliru jika kita meramunya menjadi jamu yang dikonsumsi setiap harinya serta juga dapat menjadikan upaya untuk pencegahan Covid-19 dan penyakit lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun