Mohon tunggu...
Komang Ayu Murniari Oktavia
Komang Ayu Murniari Oktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panca Sradha Sebagai Pokok Keimanan dalam Agama Hindu

22 Maret 2023   05:46 Diperbarui: 22 Maret 2023   05:47 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap agama di dunia pasti memiliki hal-hal mendasar yang dijadikan dasar keyakinan agama tersebut, salah satunya adalah agama Hindu. Keyakinan adalah suatu sikap subjektif bahwa sesuatu atau proposisi itu benar. agama Hindu memiliki 5 dasar kepercayaan atau keyakinan yang disebut Panca Sradha.

Secara etimologi, Panca Sradha terdiri dari kata Panca yang artinya lima dan Sradha yang artinya kepercayaan atau keyakinan. Panca Sradha merupakan kepercayaan atau keyakinan yang menjiwai perilaku umat Hindu dalam kehidupan beragama. Lima dasar kepercayaan atau keyakinan tersebut adalah sebagai berikut.

  • Umat Hindu percaya dan yakin dengan adanya Brahman
  • Umat Hindu percaya dan yakin dengan adanya Atman
  • Umat Hindu percaya dan yakin dengan adanya Karma Phala
  • Umat Hindu percaya dan yakin dengan adanya Purnabhawa
  • Umat Hindu percaya dan yakin dengan adanya Moksa

Pada Sradha yang pertama, umat Hindu meyakini bahwa Tuhan itu ada. Umat Hindu meyakini bahwa Tuhan itu hanya satu, yaitu Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam Reg Veda.III.164.46 terdapat sloka "Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti" yang artinya, Tuhan hanya ada satu, tetapi orang bijaksana menyebutnya dengan banyak nama. 

Dalam perwujudannya. Brahman dibedakan menjadi dua, yaitu Nirguna Brahman dan Saguna Brahman. Nirguna Brahman adalah Brahman yang tidak memiliki bentuk dan tidak dapat digambarkan dan dinyatakan sebagai "Neti-neti" yang artinya bukan ini bukan itu, sehingga Brahman dalam Nirguna Brahman sangat sulit dipuja oleh orang kebanyakan dan hampir dalam seluruh sastra Weda, Tuhan digambarkan sebagai Saguna Brahman karena Saguna Brahman merupakan manifestasi dari Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang memiliki bentuk dan dapat digambarkan.

Pada Sradha yang kedua, umat Hindu percaya dan yakin dengan adanya Atman. Atman adalah sinar suci atau bagian terkecil dari Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Atman adalah jiwa atau roh yang ada dalam tubuh manusia yang bersifat kekal, abadi dan selalu sama. Oleh karena itu, dalam agama Hindu dikenal pula istilah reinkarnasi.  

Atman memberikan kehidupan pada setiap manusia, jika Atman meninggalkan badan atau tubuh manusia maka manusia tersebut akan meninggal. Atman yang menghidupi badan manusia disebut Jiwatman. 

Pada hakikatnya Atman bersifat suci karena berasal dari Brahman itu sendiri. Namun, ketika Atman sudah memasuki tubuh manusia maka Atman tersebut akan terikat oleh hal-hal yang bersifat duniawi yang menyebabkan Atman lupa akan jati dirinya dan hal itu pula yang menyebabkan ia melakukan dosa.

Pada Sradha yang ketiga, umat Hindu percaya dan yakin dengan adanya Karma Phala. Karma Phala berasal dari dua kata, yaitu Karma yang artinya perbuatan dan Phala yang artinya hasil atau buah. 

Karma Phala merupakan buah atau hasil yang akan diterima dari perbuatan baik ataupun buruk yang telah dilakukan. Karma Phala merupakan suatu ajaran yang memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada umatnya terhadap adanya gerak atau aktivitas kehidupan yang akan menerima buah atau hasilnya. 

Perbuatan baik akan mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan sedangkan perbuatan jahat atau buruk akan mendapatkan kesusahan. Terlahir sebagai manusia merupakan anugerah dari Tuhan, karena manusia diberikan anugerah berupa sabda, bayu, dan idep sehingga manusia dapat membedakan mana hal yang baik dan mana yang buruk. 

Apabila manusia berbuat baik saat ini maka dalam kehidupan selanjutnya akan terlahir dengan kehidupan yang lebih baik, dan jika manusia berbuat buruk atau jahat maka di kehidupan selanjutnya akan menjadi orang yang kekurangan. 

Ajaran Karma Phala yang ada dalam Hindu dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu Sancita Karma Phala, Prarabdha Karma Phala, dan Kriyamana Karma Phala. Sancita Karma Phala merupakan perbuatan yang dilakukan pada masa lampau, diterima hasilnya pada masa sekarang. 

Prarabdha Karma Phala merupakan perbuatan yang dilakukan sekarang, hasilnya juga diterima sekarang. Kriyamana Karma Phala merupakan perbuatan yang dilakukan pada masa sekarang, hasilnya akan diterima di masa mendatang.

Pada Sradha yang keempat, umat Hindu percaya dengan adanya Punarbhawa. Punarbhawa berasal dari kata Punar yang artinya kembali dan Bhawa yang artinya lahir atau menjelma. 

Punarbhawa dapat diartikan sebagai kelahiran kembali dan sering disebut dengan reinkarnasi atau samsara. Kelahiran kembali sebagai manusia adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan agar dapat memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. 

Umat Hindu percaya dengan adanya Punarbhawa atau reinkarnasi. Reinkarnasi ini disebabkan oleh hasil perbuatan manusia itu sendiri atau Karma Phala, apabila Phala (hasil) perbuatan orang tersebut baik maka orang tersebut memiliki peluang besar untuk tidak mengalami reinkarnasi tergantung seberapa banyak perbuatan baik yang dia lakukan. Bekas-bekas perbuatan atau tindakan (karma wasana) itu bermacam-macam. 

Apabila karma wasana itu hanya bekas keduniawian, maka jiwatman akan cenderung ditarik kembali oleh hal-hal yang bersifat keduniawian yang kemudian menyebabkan atma terlahir kembali. Jika atma tidak memiliki karma wasana, maka atma tidak akan ditarik kembali ke dunia dan akan bersatu dengan Brahman (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) atau bisa disebut atma tersebut mencapai moksa yang merupakan tujuan akhir manusia.

Pada Sradha yang kelima, umat Hindu percaya dengan adanya Moksa. Moksa adalah tujuan akhir manusia, khususnya umat Hindu. Kata Moksa berasal dari kata Muc (bahasa Sansekerta) yang artinya membebaskan, mengeluarkan atau  melepaskan. Kemudian dari urat kata tersebut menjadi mukta atau moksa yang artinya kelepasan atau kebebasan. 

Umat Hindu percaya jika kita sudah terlepas dari Karma Phala dan Samsara atau penderitaan, maka kita akan mencapai Moksa. Moksa bisa dicapai buka hanya saat manusia meninggalkan kehidupan di dunia, tetapi juga dapat dirasakan saat manusia masih hidup di dunia. Tujuan agama Hindu yaitu "Moksartham Jagadhita ya ca iti dharma" yang artinya tujuan hidup untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat nantinya. 

Jiwa yang telah mengalami Moksa tidak lagi mengalami ikatan nafsu dan keduniawian yang bersifat maya atau palsu dan akan mengalami kebahagiaan dan ketenangan yang kekal. Dalam mencapai Moksa dosa dan atma akan terpisah. Atma yang telah suci tersebut akan menyatu kembali dengan Brahman (Moksa).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun