Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya mengandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, serta kebiasaan- kebiasaan dari suatu kelompok masyarakat. Sedangkan bahasa adalah sebagai alat komunikasi secara genetis hanya ada pada manusia. Bahasa hidup dalam masyarakat dan dipakai oleh warganya untuk berkomunikasi. Sebagaimana dinyatakan oleh Linda Thomas dan Shan Wareing dalam bukunya Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan bahwa salah satu cara dalam menelaah bahasa adalah dengan memandangnya sebagai cara sistematis untuk menggabungkan unit- unit kecil menjadi unit- unit yang lebih besar dengan tujuan komunikasi. Bahasa menjadi simbol budaya atau seringkali juga dianggap sebagai produk dari budaya, karena sebagai sebuah sistem tanda, bahasa mengandung nilai budaya.
Manusia mampu mengenal dan membedakan satu sama lain sedikit banyak melalui proses pengamatan terhadap cara penggunaan bahasanya. Adapun tiga keterkaitan erat antara budaya dan bahasa, manurut Fishman (dikutip dari Risager,2006). Bahasa sebagai "bagian" dari budaya, bahasa berperan penting sebagai jembatan dalam pemahaman budaya,terutama bagi mereka yang ingin belajar banyak mengenai budaya tersebut. Bahasa sebagai "index" budaya, bahasa mengungkap cara berpikir atau pengorganisasian pengalaman dalam budaya tertentu. Bahasa sebagai "simbolik" budaya, pergerakan dan konflik bahasa mendayagunakan bahasa sebagai simbol untuk memobilisasi populasi dalam mempertahankan dan mendukung budaya- budaya yang berkaitan dengannya.
Menurut Masinambouw menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengaturinteraksi manusia didalam masyarakat, maka kebahsaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi itu.
Menurut Nababan (1993:82) ada dua macam hubungan bahasa dan kebudayaan, yakni: (1) Bahasa adalah bagian dari kebudayaan (filogenetik), dan (2) seseorang belajar kebudayaan melalui bahasanya (ontogenetik).
Cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhioleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing- masing budaya. Bahasa dapat secara bijaksana menjelaskan kepada orang- orang yang memiliki budaya yang sama, dan pada dasarnya manusia melakukan praktik berbudaya terutama melalui bahasa. Dengan menggunakan bahasa, manusia tidak hanya mengartikulasikan pengalaman, fakta- fakta, ide dan kejadian kepada satu sama lain, tetapi menyampaikan pula sikap, kepercayaan, dan sudut pandang.
Bahasa menampilkan juga realitas budaya dengan membantu manusia menciptakan pengalaman. Pengalaman tersebut menjadi bermakna pada saat bahasa menjadi medianya. Menurut Kramsch (1998, dikutip dari Risager 2006), pengalaman budaya juga disimbolkan oleh bahasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H