Pendidikan merupakan hak dasar setiap anak yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pembangunan suatu negara. Melalui pendidikan, anak-anak tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dibekali dengan nilai-nilai kehidupan yang mendasar untuk menjadi individu yang produktif, berbudi pekerti luhur, dan berkontribusi dalam masyarakat. Namun, di banyak negara, termasuk Indonesia, masih terdapat fenomena yang memprihatinkan: anak-anak yang terpaksa putus sekolah. Fenomena ini menjadi masalah serius karena dapat menghambat perkembangan individu, keluarga, dan bahkan negara secara keseluruhan.
Putus sekolah adalah kondisi di mana anak-anak berhenti menempuh pendidikan formal sebelum menyelesaikan jenjang pendidikan yang seharusnya mereka jalani. Penyebab putus sekolah sangat beragam, mulai dari faktor ekonomi, masalah keluarga, hingga ketidakmampuan sistem pendidikan dalam menyediakan akses yang merata untuk seluruh lapisan masyarakat. Setiap anak yang putus sekolah kehilangan kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan potensinya, yang pada akhirnya berdampak buruk bagi masa depan mereka dan masyarakat secara luas.
 Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah
1. keterbatasan ekonomi
ekonomi menjadi salah satu sumber permasalahan di indonesia. pemehuhan kebutuhan yang tidak merata membuat anak terpaksa bekerja diusia dini,perubahan ekonomi yang membuat orang tua tidak bekerja, biaya sekolah atau spp yang tinggi. Â kesenjangan sosial dan ekonomi membuat memperburuk keadaan, menghambat pengaksesan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin, keadaan ini menyebabkan anak putus sekolah dan memperburuk ketimpangan sosial
2. pergaulan bebas
Di era zaman modern ini arus globalisasi mudah dipraktekan dalam masyarakat  budaya kebarat-baratan membuat banyak dampak negatif di indonesia. Tingkah laku semakin meningkat seperti tidak dikendalikan sesuai etika. Apalagi di indonesia ini masi kental akan etika dan adab merasa semakin berkurang dikarenakan pergaulan yang bebas. perilaku ini sangat merugikan pribadi dan masyarakat sekitar bisa mengambil contoh diantaranya  hamil di luar nikah, pengguna narkoba, mabuk-mabukan, mengkonsumsi minuman keras dan lain sebagainya samua itu berawal dari pergaulan yang bebas.
3. kurangnya perhatian orang tua
perang dan fungsi orang tua terhadap anak memiliki tanggung jawab yang besar di dalam kehidupan anak baik di masa petumbuhan maupun di masa pembetukan jati diri anak maka dari itu, dianjurkan untuk orang tua ikut serta dalam proses kehidupan anak. Sesungguhnya keberadaan anak dan orang tua saat dirumah atau saat kumpul bersama itu menjadi kontroling anak terhadap emosi, dimana anak merasa dilindungi, dihargai dan disayangi. Maka ketika anak merasa kurang yang terjadi anak akan menacrainya di dunia luar tidak tau itu baik atau buruk.
4. Â kurangnya kesadaran diri