Mohon tunggu...
ayulestari22
ayulestari22 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

How you love yourself is how you teach others to love Al-Qur'an

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Faktor dan Dampak Anak Putus Sekolah di Indonesia

5 Desember 2024   08:05 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:54 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan hak dasar setiap anak yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pembangunan suatu negara. Melalui pendidikan, anak-anak tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dibekali dengan nilai-nilai kehidupan yang mendasar untuk menjadi individu yang produktif, berbudi pekerti luhur, dan berkontribusi dalam masyarakat. Namun, di banyak negara, termasuk Indonesia, masih terdapat fenomena yang memprihatinkan: anak-anak yang terpaksa putus sekolah. Fenomena ini menjadi masalah serius karena dapat menghambat perkembangan individu, keluarga, dan bahkan negara secara keseluruhan.

Putus sekolah adalah kondisi di mana anak-anak berhenti menempuh pendidikan formal sebelum menyelesaikan jenjang pendidikan yang seharusnya mereka jalani. Penyebab putus sekolah sangat beragam, mulai dari faktor ekonomi, masalah keluarga, hingga ketidakmampuan sistem pendidikan dalam menyediakan akses yang merata untuk seluruh lapisan masyarakat. Setiap anak yang putus sekolah kehilangan kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan potensinya, yang pada akhirnya berdampak buruk bagi masa depan mereka dan masyarakat secara luas.

 Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah

1. keterbatasan ekonomi

ekonomi menjadi salah satu sumber permasalahan di indonesia. pemehuhan kebutuhan yang tidak merata membuat anak terpaksa bekerja diusia dini,perubahan ekonomi yang membuat orang tua tidak bekerja, biaya sekolah atau spp yang tinggi.  kesenjangan sosial dan ekonomi membuat memperburuk keadaan, menghambat pengaksesan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin, keadaan ini menyebabkan anak putus sekolah dan memperburuk ketimpangan sosial

2. pergaulan bebas

Di era zaman modern ini arus globalisasi mudah dipraktekan dalam masyarakat  budaya kebarat-baratan membuat banyak dampak negatif di indonesia. Tingkah laku semakin meningkat seperti tidak dikendalikan sesuai etika. Apalagi di indonesia ini masi kental akan etika dan adab merasa semakin berkurang dikarenakan pergaulan yang bebas. perilaku ini sangat merugikan pribadi dan masyarakat sekitar bisa mengambil contoh diantaranya  hamil di luar nikah, pengguna narkoba, mabuk-mabukan, mengkonsumsi minuman keras dan lain sebagainya samua itu berawal dari pergaulan yang bebas.

3. kurangnya perhatian orang tua

perang dan fungsi orang tua terhadap anak memiliki tanggung jawab yang besar di dalam kehidupan anak baik di masa petumbuhan maupun di masa pembetukan jati diri anak maka dari itu, dianjurkan untuk orang tua ikut serta dalam proses kehidupan anak. Sesungguhnya keberadaan anak dan orang tua saat dirumah atau saat kumpul bersama itu menjadi kontroling anak terhadap emosi, dimana anak merasa dilindungi, dihargai dan disayangi. Maka ketika anak merasa kurang yang terjadi anak akan menacrainya di dunia luar tidak tau itu baik atau buruk.

4.  kurangnya kesadaran diri

kurangnya faham atau mengerti terhadap keadaan lingkungan disekitarnya  bagaimana resiko yang akan dialami ketika tidak memiliki pengetahuan dari bersekolah. peadaan ini yang membuat masa depan indonesia yang ada di tangan generasi muda menjadi rusak atau berkurang.

Dampak Anak Putus Sekolah

Putus sekolah tidak hanya berdampak buruk pada kehidupan anak yang bersangkutan, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak dari fenomena anak putus sekolah:

1. Dampak pada Masa Depan Anak

Anak yang putus sekolah cenderung memiliki peluang lebih kecil untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depan. Pendidikan formal merupakan kunci untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan di dunia kerja. Tanpa pendidikan yang memadai, anak-anak yang putus sekolah akan kesulitan bersaing dengan mereka yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih baik. Akibatnya, mereka sering kali terjebak dalam pekerjaan yang tidak stabil dan dengan penghasilan rendah, yang mengarah pada kemiskinan yang terus menerus.

2. Dampak pada Keluarga

Putus sekolah juga memiliki dampak besar pada keluarga. Anak yang berhenti sekolah akan kesulitan untuk membangun karier yang sukses, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kesejahteraan keluarga mereka. Keluarga yang sudah berada dalam kondisi ekonomi yang sulit akan semakin terbebani karena anak yang putus sekolah menjadi kurang berdaya untuk mendukung keuangan keluarga. Selain itu, ada juga dampak psikologis bagi orang tua yang merasa gagal mendidik anak mereka dengan baik.

3. Dampak pada Masyarakat

Di tingkat masyarakat, tingginya angka anak putus sekolah berkontribusi pada peningkatan angka pengangguran, kemiskinan, dan ketidaksetaraan sosial. Masyarakat yang terdiri dari banyak individu yang kurang terdidik akan kesulitan berkembang dan bersaing dalam era globalisasi. Peningkatan ketidaksetaraan sosial ini dapat memperburuk kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin, serta memperburuk ketidakstabilan sosial dan ekonomi di masyarakat.

Upaya untuk Mengurangi Angka Putus Sekolah

Untuk mengatasi permasalahan anak putus sekolah, diperlukan upaya dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, masyarakat, maupun individu itu sendiri. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan

Pemerintah perlu terus meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang terpencil. Peningkatan fasilitas pendidikan, pelatihan bagi guru, serta pemberian bantuan sosial untuk keluarga miskin sangat penting agar anak-anak dapat tetap bersekolah tanpa terhambat oleh biaya atau akses yang terbatas. Selain itu, penyediaan transportasi yang mudah dan terjangkau menuju sekolah juga dapat membantu mengurangi hambatan fisik bagi anak-anak yang jauh dari sekolah.

2. Memberikan Dukungan Ekonomi kepada Keluarga Miskin

Program bantuan sosial dan beasiswa pendidikan harus diperluas dan disesuaikan dengan kebutuhan keluarga yang benar-benar membutuhkan. Pemerintah juga perlu bekerja sama dengan sektor swasta untuk menciptakan peluang kerja bagi orang tua yang tidak mampu, agar mereka tidak perlu mengorbankan pendidikan anak mereka demi bertahan hidup.

3. Meningkatkan Kesadaran tentang Pentingnya Pendidikan

Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan harus dilakukan secara terus-menerus, baik di tingkat pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Pendidikan bukan hanya tentang memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang membuka peluang untuk kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, setiap anak harus diberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang tanpa terkecuali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun