Kisruh PSSI tampaknya tak pernah ada habisnya. Selepas sanksi FIFA kepada PSSI, kisruh sepak bola Indonesia terus berjalan. Kongres PSSI sepertinya akan berlangsung dengan panas dan sarat akan kepentingan. Penetapan lokasi kongres direncanakan dilaksanakan di Makasar menemui titik buntu. Setelah pemerintah melalui Kemenpora tak menyetujui lokasi kongres di Makassar.
Pemerintah mereferensikan Yogyakarta sebagai lokasi, alasannya adalah merunut pada sejarah, bahwa PSSI berdiri di Kota Gudeg ini. Keinginan Pemerintah ingin agar PSSI baru ini kembali seperti fitrahnya yaitu 'sepak bola sebagai pemersatu bangsa' bukan dijadikan sebagai alat seperti yang selama ini dilakukan.
Keinginan pemerintah ini tak sejalan dengan pemikiran PSSI. Nampaknya PSSI ingin Makasar tetap menjadi lokasi kongres biasa PSSI. Ada apa dengan PSSI yang keras mempertahankan kongres di Makassar?
Kisruh tersebut sedikit mencair dengan diadakannya pertemuan antara 2 pihak yang bertikai. PSSI dan Pemerintah melalui Kemenpora membicarakan perihal lokasi Kongres PSSI. PSSI dan pemerintah sepakat untuk mengambil jalan tengah, yaitu mengadakan Kongres PSSI di Jakarta pada 17 Oktober 2016. Benang merah yang terputus tampaknya tersambung, angin segar pecinta sepak bola Indonesia kembali berhembus melihat perkembangan konflik ini.
Kedua pihak pun melaksanakan sebuah konfrensi pers yang diadakan di Kemenpora pada Rabu, 12 Oktober 2016. Turut hadir yaitu G.S Dewabroto sebagai wakil dari Kemenpora dan juga Sekjend PSSI Azwar Karim. Konferensi pers tersebut membahas tentang pertemuan sebelumnya yang dihadiri juga oleh Agum Gumelar dan Imam Nahrawi
Keputusan PSSI ini lalu ditanggapi oleh Kemenpora dengan membuat sebuah press release yang menggambarkan bahwa keputusan kongres di Jakarta tanggal 17 Oktober ini telah disepakati oleh kedua belah pihak. Bahkan kondisi rapat digambarkan dengan situasi yang kondusif, tanpa adanya sebuah intimidasi dan pemaksaan. Sikap Kemenpora sudah jelas memahami manuver yang dilakukan oleh PSSI yang menganulir keputusan yang dibuat bersama.
Bahkan PSSI dalam rapat itu menyanggupi pelaksanaan kongres di Jakarta walaupun waktu yang tersisa sangat sempit, asalkan Kemenpora memberikan surat rekomendasi untuk melakukan Kongres PSSI di Jakarta. Surat rekomendasi pun dibuat oleh Kemenpora agar izin kepolisian tentang kongres keluar. Kemenpora pun sudah berkirim surat kepada FIFA perihal kondisi kongres PSSI saat ini.
Namun di tengah kondisi ini FIFA cepat melakukan tanggapan terhadap surat yang dilayangkan oleh pemerintah Indonesia. DItujukan kepada Kemenpora, surat tanggapan FIFA diterima dalam waktu kurang dari 24 jam. Dalam surat FIFA menjelaskan bahwa Pelaksanaan Kongres PSSI diundur sampai dengan tanggal 17 November 2016 di Jakarta. Bukan Makassar ataupun Yogyakarta. Langkah FIFA ini patut diapresiasi, karena dibutuhkan penyelesaian konflik secara komperhensif.