Mohon tunggu...
Ayu Laksmi
Ayu Laksmi Mohon Tunggu... Lainnya - Copywriter

Bercerita melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Refleksi Tahun Baru

31 Desember 2021   14:49 Diperbarui: 31 Desember 2021   17:52 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak terasa lagi-lagi sampailah kita di penghujung tahun. Dua tahun ke belakang aku rasa merupakan tahun-tahun terberat bagi sebagian besar orang di muka bumi ini, tidak terkecuali bagiku. Tahun ini aku hanya ingin menuliskan rasa syukur dan terima kasih, kepada Tuhan dan siapapun yang hingga saat ini masih menjadi bagian dari hidupku, karena berkat mereka aku dapat melalui dan melewati tahun terberatku sekali lagi. Hingga aku sampai pada titik ini, hari ini.

Sejujurnya aku tidak tahu darimana dan bagaimana aku harus menggambarkan 2021. Tahun ini berlalu begitu saja bak topan yang meluluh lantakkan hampir semua hal yang ku miliki. Pada akhirnya, di penghujung tahun ini aku menyadari bahwa aku tidak memiliki siapapun yang dapat menyelamatkan diriku sendiri selain aku. Bahwa pada akhirnya aku harus berdamai dengan berbagai gemuruh dan konflik batin yang terjadi di dalam diriku dan kembali menemukan diriku sendiri tanpa bantuan siapapun.

Tahun ini penuh dengan berbagai gejolak dan rintangan, namun diantaranya masih terselip harapan bahwa (mungkin) hari esok akan jauh lebih baik dari hari ini. Untuk segala sesuatu yang tidak berjalan sesuai harapan dan ekspektasi, untuk berbagai manusia yang hadir mengisi hari-hariku dan kemudian pergi, untuk segala mimpi yang belum dapat aku capai tahun ini, untuk segala hal yang harus aku relakan walaupun telah aku perjuangkan mati-matian, untuk semua kasih dan benci yang di utarakan padaku tahun ini, dan untuk semua hal serta segala proses yang menjadikan aku seperti aku saat ini; aku berterima kasih.

Beberapa orang mungkin mendapatkan kebahagiaannya tahun ini, beberapa lain kehilangan banyak hal. Beberapa mungkin menemukan dirinya kembali, sementara beberapa lain kehilangan dirinya. Beberapa mungkin berhasil mencapai mimpinya, sementara beberapa yang lain harus kembali menunda mimpinya karena satu dan lain hal. Beberapa mungkin menemukan cinta sejatinya, beberapa yang lain harus rela untuk kehilangan orang tersayang selama-lamanya. Beberapa mungkin berusaha untuk tetap hidup tak peduli seberapa sulit cobaan hidupnya, sementara beberapa yang lain berusaha untuk mati tak menghitung berkat yang di milikinya dalam hidup. Beberapa mungkin tetap melanjutkan hidup tak peduli walau di terjang beribu badai dalam sekali hentak, sementara beberapa yang lain kalah di makan pahitnya dan getirnya kehidupan. 

Apapun itu, aku harap pada akhirnya siapapun dapat berdamai dengan apapun yang terjadi dalam hidupnya; pahit manisnya.

Saat ini, aku hanya ingin mengucapkan syukur dan terima kasih, kepada beberapa dan semua orang yang telah berusaha untuk bertahan, tak peduli bagaimanapun sulitnya tahun ini untuk dilalui. Melalui proses panjang yang melelahkan, melalui pencarian akan cahaya tiada akhir, melalui perjalanan berliku menuju kedewasaan, serta melalui berbagai proses yang membuat sebagain ingin menyudahi hidupnya namun tetap memilih untuk bertahan sekali lagi. Ketahuilah bahwa kalian semua pejuang, yang telah menang di medan perang. Bukan, bukan perang dengan musuh besar di luar sana yang jauh lebih kuat daripada kalian. Melainkan dengan musuh terbesar yang ada dari dalam diri masing-masing dari kalian yang membaca ini.

Terima kasih, karena telah berjuang sampai sejauh ini. Mari kita berjuang sedikit lebih lama lagi ya?

Untuk tahun-tahun ke depan yang kita tidak pernah tahu bagaimana akhirnya, untuk berbagai rintangan yang lagi-lagi harus kita hadapi agar dapat bertahan, untuk berjalan menuju cahaya setelah lama berada dalam kegelapan, untuk menemukan kembali diri sendiri melalui berbagai proses panjang dan pendewasaan, untuk mencapai segala mimpi yang masih tertunda, untuk melihat setitik kebahagiaan walau terkadang hidup penuh dengan cobaan dan nestapa, dan untuk tetap percaya bahwa Tuhan tidak pernah ingkar dalam janji-Nya mendatangkan pelangi seusai badai reda.

Selamat tinggal 2021 penuh makna dan pelajaran, sambutlah 2022 penuh dengan suka cita dan harapan. Semoga kebahagiaan selalu menyertai kita semua, dan semoga siapapun yang membaca ini dapat sekali lagi, menaklukkan dan melewati tahun ini penuh dengan suka cita.

Salam hangat,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun