New normal di masa pandemi covid-19 adalah penyesuaian kebiasaan baru yang kemudian diuraikan sebagai perubahan berperilaku dalam menjalani aktivitas kehidupan normal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah seperti halnya selalu menggunakan masker ketika keluar rumah atau ketika berinteraksi dengan orang lain, menjaga jarak aman minimal 1 meter, selalu menjaga kebersihan terutama kebersihan tangan karena tangan merupakan anggota tubuh yang sering berinteraksi dengan benda lain. [1]
Penerapan new normal di Indonesia dilatar belakangi oleh pertimbangan ekonomi yang dilihat pemerintah belum selesai. Alasan penerapan new normal diantaranya meliputi kaitan dampak pandemi covid-19 terhadap perekonomian di Indonesia yang dirasa begitu mengkhawatirkan sehingga perlu untuk segera dipulihkan, karena apabila tidak segera diperbaiki maka tidak hanya masyarakat yang menjadi korban melainkan Pemerintah juga akan merasakan dampak yang luar biasa.
Pandemi covid-19 selain meningkatkan angka kematian juga meningkatkan angka pengangguran yang kemudian berkorelasi kepada pergerakan konsumsi dalam negeri. Apabila fenomena ini dibiarkan terus menerus akan berujung pada sesuatu yang tidak diinginkan karena konsumsi yang menjadi penyokong terbesar produk Domestik Bruto Indonesia bisa menurun dan anjlok yang kemudian berdampak pada pemicu konflik sosial. Mengingat kemampuan keuangan yang terbatas dan situasi tersebut yang terus menerus dibiarkan maka negara tidak akan sanggup apabila secara terus menerus memberi bantuan sosial kepada masyarakat yang mengalami dampak pandemi covid-19. Untuk itu kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan beberapa aktivitas ekonomi untuk segera digempur kembali guna mencegah perekonomian jatuh lebih dalam.
World Health Organization berpendapat bahwa new normal merupakan skenario untuk memberikan izin kepada masyarakat untuk kembali menjalankan aktivitas diluar termasuk aktivitas ekonomi dengan tetap menjaga kesehatan menggunakan protokol kesehatan yang telah ditentukan selama belum ditemukannya vaksin covid-19. [2]
World Health Organization (WHO) telah memberikan beberapa kriteria yang harus dipenuhi bagi negara yang ingin menerapkan new normal antara lain:
1. Memberikan bukti yang dapat menunjukkan bahwa penyebaran virus covid-19 dinegara yang bersangkutan bisa dikendalikan.
2. Tersedianya kapasitas sistem kesehatan masyarakat seperti halnya instalasi kesehatan guna mengenali, mengisolasi, mengetes, serta mengkarantina masyarakat yang terpapar.
3. Meminimalkan resiko virus dalam pengaturan kerentanan yang tinggi terutama bagi mereka yang tinggal dalam lingkungan yang ramai.
4. Memberikan langkah-langkah pencegahan diberbagai tempat seperti menempel pamflet pada tempat umum dan tempat kerja yang didalamnya berisi mengenai anjuran menjaga jarak fisik satu sama lain, pentingnya menjaga kebersihan dan mencuci tangan. Selain itu juga menyediakan fasilitas untuk mencuci tangan.
5. Mampu mengelola dengan baik mengenai resiko kasus import.
6. Memberi edukasi sepenuhnya kepada masyarakat agar ikut berperan serta dan berdaya dalam peralihan atau transisi.
Melalui kebijakan new normal, pemerintah berubaya mencari solusi atau jalan keluar dari segala permasalahan yang terjadi ditengah pandemi covid-19. New normal disebut sebagai tatanan kehidupan masyarakat dalam jangka panjang. Kebijakan new normal yang dikeluarkan pemerintah memiliki beberapa dampak terhadap kehidupan sosial masyarakat.
a. Dampak dari penerapan new normal bagi kehidupan masyarakat sangat berpotensi dalam meningkatkan transmisi yang diakibatkan oleh covid-19. Transmisi ini terjadi diakibatkan interaksi sosial yang secara langsung dilakukan masyarakat membuat virus corona menyebar dan menular lagi. Dalam segi kesehatan hal tersebut akan berdampak pada fasilitas pelayanan kesehatan menjadi kuwalahan dikarenakan angka penularan kembali melonjak.
b. Dampak dari penerapan new normal juga berpengaruh terhadap kesehatan mental. Adanya covid-19 menyababkan meningkatkan tingkat stres kepada seseorang, menimbulkan rasa takut bahkan bisa memicu tingkat depresi pada seseorang karena merasa hidupnya terancam. Dengan tersebut penerapan new normal menjadi solusi sekaligus masalah untuk kesehatan mental seseorang.
c. Penerapan new normal menjadi polemik bagi masyarakat dikarenakan masyarakat yang diharuskan untuk hidup berdampingan dengan rasa takut akan ancaman covid-19 disebabkan belum ditemukannya vaksin untuk penyembuhan covid-19.
d. Penerapan new normal mengharuskan pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur internet. Masyarakat membutuhkan infrastruktur berupa internet yang memadai karena beberapa kegiatan yang dialihkan via daring, seperti pembelajaran serta beberapa pekerjaan yang dilakukan secara Work From Home (WFH).
e. Penerapan new normal juga berdampak pada segi ekonomi. Dengan diterapkannya new normal mampu memulihkan kembali keadaan ekonomi di Indonesia.[3]
_______________
[1] Sarah Fitriani, Seri 3 Covid-19 & New normal: Informasi Yang Harus Diketahui Seputar Coronavirus, (Jakarta: Guepedia, 2020), 13.
[2] Wawan Masudi dan Poppy S Winanti, New normal: Perubahan Sosial Ekonomi dan Politik Akibat Covid-19, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2020) , 36.
[3] Enrico William Bossi Hamonanang Marpaung, Covid-19 dan New Normal”, (Jakarta : UI, 2020), 6-8
