Mohon tunggu...
Ayu Ira Amelia Dewi
Ayu Ira Amelia Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hello readers

Hii, welcome to my blog:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

5 Jenis Sampian untuk Hari Raya Kuningan

19 November 2021   14:29 Diperbarui: 19 November 2021   14:38 3393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia, mayoritas penduduk beragama Hindu ada di pulau Bali. Agama Hindu memiliki banyak tradisi, budaya , dan juga hari suci keagamaan. Salah satunya yaitu hari raya Galungan dan Kuningan. Setelah beberapa hari lalu melewati perayaan hari raya Galung, sekarang tibalah saatnya merayakan hari raya Kuningan.

Hari raya Kuningan jatuh pada Saniscara ( Sabtu ) Kliwon Kuningan. Sama seperti perayaan hari raya Galungan, semua orang akan sembahyang di merajan masing-masing , dan juga ke Pura. Namun semua kegiatan persembahyangan harus selesai sebelum jam 12.00 dan juga harus sudah ngelungsur banten ( mengambil persembahan ). 

Karena mereka percaya bahwa pada jam 12.00 para Dewata sudah kembali dan agar persembahan tidak dilangkahi atau diambil Bhuta Kala. Biasanya pada hari raya Kuningan , semua orang akan membuat nasi kuning sebagai simbol hari raya kuningan.

Salah satu tradisi unik pada saat hari raya Kuningan yaitu membuat sampian. Adapun 5 jenis atau sampian untuk hari raya Kuningan., yang memiliki fungsi dan arti yang berbeda-beda. 

Sampian yang pertama yaitu sampian gantung mesalang, sampian ini terdiri dari 2 buah gantung-gantungan atau sepasang yang dipasang di sisi kanan dan kiri sanggah, yang kedua yaitu tamyang, bentuk tamyang identic dengan perisai perang atau tameng yang bermakna untuk melindungi diri. 

Biasanya tamyang dipasang di bangunan suci atau pojok rumah.  Yang ketiga yaitu endongan,bentuknya seperti tempat bekal. Endongan biasanya dimaknai sebagai tempat perbekalan. Keempat yaitu tungked, dan yang terakhir yaitu ikut sudang. Tungked dan ikut sudang biasanya diletakkan di tengah-tengah pelinggih .

Semua sarana upacara tersebut identik dengan dengan peralatan perang. Ini karena hari raya Galugan dan Kuningan disebut hari kemenangan antara Dharma melawan Adharma.

Link referensi : https://youtu.be/S6fmyPtXgjk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun