Hidrolisis garam adalah proses kimia di mana garam terurai menjadi ion-ion yang kemudian berinteraksi dengan molekul air. Istilah "hidrolisis" berasal dari kata Yunani "hydro" yang berarti air dan "lysis" yang berarti pemecahan. Dalam hidrolisis garam, ion-ion garam tersebut mengalami reaksi dengan air, menghasilkan asam dan basa. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan lebih detail tentang hidrolisis garam, prosesnya, dan memberikan beberapa contoh untuk memperjelas konsep tersebut.
Proses hidrolisis garam terjadi ketika ion positif (kation) dan ion negatif (anion) garam berinteraksi dengan molekul air. Ion-ion tersebut dapat mempengaruhi pH larutan, di mana ion yang bersifat asam akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan, sedangkan ion yang bersifat basa akan meningkatkan konsentrasi ion hidroksida (OH-) dalam larutan.
Misalnya, jika kita memiliki garam natrium klorida (NaCl) yang dilarutkan dalam air, garam tersebut akan terurai menjadi ion-ion natrium (Na+) dan klorida (Cl-). Ion klorida (Cl-) tidak bereaksi dengan air, tetapi ion natrium (Na+) bereaksi dengan air membentuk ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-):
Na+ + H2O -> NaOH + H+
Dalam contoh ini, ion hidrogen (H+) meningkatkan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan, sehingga larutan menjadi sedikit asam. Ini adalah contoh hidrolisis garam yang bersifat asam.
Contoh hidrolisis garam yang bersifat basa dapat ditemukan dalam garam aluminium klorida (AlCl3). Ketika garam ini dilarutkan dalam air, ion aluminium (Al3+) bereaksi dengan air membentuk ion hidrogen (H+) dan kompleks hidroksida aluminium (Al(OH)4-):
Al3+ + 3H2O -> Al(OH)4- + 3H+
Dalam contoh ini, ion hidroksida (OH-) meningkatkan konsentrasi ion hidroksida dalam larutan, sehingga larutan menjadi sedikit basa.
Contoh-contoh Hidrolisis Garam
Selain contoh-contoh di atas, ada beberapa contoh hidrolisis garam yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh yang umum:
1. Garam Natrium Bikarbonat (NaHCO3)