2. Teori Brønsted-Lowry
Teori Brønsted-Lowry, yang dinamakan dari nama dua ilmuwan yaitu Johannes Nicolaus Brønsted dan Thomas Martin Lowry, memperluas konsep asam dan basa lebih dari teori Arrhenius. Menurut teori Brønsted-Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberikan proton (H+) ke basa, sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima proton (H+) dari asam.
Contoh asam menurut teori Brønsted-Lowry adalah asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4), sedangkan contoh basa adalah amonia (NH3) dan natrium hidroksida (NaOH). Dalam reaksi antara asam dan basa menurut teori Brønsted-Lowry, asam dan basa membentuk pasangan konjugat. Asam membentuk basa konjugat ketika memberikan proton, sementara basa membentuk asam konjugat ketika menerima proton.
3. Teori Lewis
Teori Lewis, yang diusulkan oleh ilmuwan Amerika bernama Gilbert N. Lewis pada tahun 1923, memperluas konsep asam dan basa lebih jauh lagi. Menurut teori Lewis, asam adalah suatu zat yang dapat menerima pasangan elektron, sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat memberikan pasangan elektron.
Contoh asam menurut teori Lewis adalah ion logam yang kosong (misalnya ion alumunium Al3+), sedangkan contoh basa adalah molekul dengan pasangan elektron bebas (misalnya air, H2O). Dalam reaksi antara asam dan basa menurut teori Lewis, asam dan basa membentuk ikatan kovalen koordinat. Asam membentuk basa koordinat ketika menerima pasangan elektron, sementara basa membentuk asam.
Konsep asam dan basa memiliki banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:
1. Pembersih Rumah Tangga
Banyak pembersih rumah tangga yang mengandung asam atau basa, seperti cuka (asam asetat) dan amonia (basa). Cuka digunakan untuk membersihkan kaca, menghilangkan noda di permukaan logam, dan menghilangkan bau pada benda-benda tertentu. Sementara itu, amonia digunakan untuk membersihkan lantai, permukaan dapur, dan kaca. Perlu diingat, penggunaan pembersih yang mengandung asam atau basa harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.
2. Makanan dan Minuman
Kandungan pH pada makanan dan minuman juga merupakan aplikasi konsep asam dan basa. Misalnya, jus jeruk dan tomat memiliki pH rendah, sehingga termasuk dalam kategori asam. Sedangkan susu dan air mineral termasuk dalam kategori basa karena memiliki pH yang lebih tinggi. Beberapa makanan dan minuman seperti kopi dan teh, yang memiliki pH rendah, dapat menyebabkan kerusakan pada gigi jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.