Kesetimbangan kimia adalah suatu kondisi di mana reaksi kimia yang berjalan dalam suatu sistem menghasilkan laju reaksi maju yang sama dengan laju reaksi mundur, sehingga konsentrasi zat-zat dalam sistem tetap konstan. Konsep kesetimbangan kimia merupakan salah satu konsep dasar dalam kimia yang memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang ilmu kimia, seperti dalam industri kimia, ilmu lingkungan, dan ilmu kehidupan.
Prinsip dasar dari kesetimbangan kimia dapat dijelaskan dengan Hukum Kesetimbangan Kimia, yang ditemukan oleh ahli kimia Prancis, Claude Louis Berthollet, pada abad ke-18. Hukum ini menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu, setiap reaksi kimia akan mencapai suatu kesetimbangan dimana laju reaksi maju sama dengan laju reaksi mundur. Dalam kesetimbangan kimia, konsentrasi zat-zat dalam sistem tetap konstan, meskipun reaksi kimia tetap berlangsung.
Salah satu contoh penerapan konsep kesetimbangan kimia adalah dalam reaksi esterifikasi. Esterifikasi adalah reaksi kimia antara asam dan alkohol yang menghasilkan senyawa ester dan air. Pada awal reaksi, laju reaksi esterifikasi akan sangat tinggi karena konsentrasi reaktan sangat tinggi. Namun, seiring berjalannya waktu, konsentrasi reaktan akan berkurang dan konsentrasi produk ester akan meningkat. Pada suatu titik, laju reaksi maju dan laju reaksi mundur menjadi sama, sehingga reaksi esterifikasi mencapai kesetimbangan kimia. Pada kondisi kesetimbangan ini, konsentrasi zat-zat dalam sistem tetap konstan.
Konsep kesetimbangan kimia juga dapat diterapkan dalam sistem yang melibatkan fase gas, seperti reaksi Haber-Bosch, yang merupakan reaksi produksi amonia dari nitrogen dan hidrogen. Reaksi Haber-Bosch digunakan dalam industri pupuk dan membutuhkan suhu dan tekanan tinggi untuk berlangsung. Pada awal reaksi, laju reaksi akan sangat tinggi, tetapi seiring waktu, laju reaksi akan menurun dan mencapai kesetimbangan kimia. Pada kesetimbangan ini, konsentrasi amonia, nitrogen, dan hidrogen dalam sistem tetap konstan.
Prinsip dasar kesetimbangan kimia dapat dijelaskan melalui hukum dasar kesetimbangan kimia, yaitu Hukum Tindak Balas Massa yang diajukan oleh Guldberg dan Waage pada tahun 1864. Hukum ini menyatakan bahwa dalam suatu reaksi kimia yang mencapai kesetimbangan, produk dan reaktan akan memiliki hubungan berbanding terbalik antara konsentrasinya. Dengan kata lain, jika konsentrasi produk meningkat, maka laju reaksi balik akan meningkat dan laju reaksi maju akan berkurang, dan sebaliknya.
Prinsip kesetimbangan kimia didasarkan pada hukum tindakan massa, yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu, dalam suatu sistem tertutup yang mencapai kesetimbangan, rasio konsentrasi zat-zat dalam reaksi kimia akan tetap konstan. Dalam notasi kesetimbangan kimia, reaksi maju dituliskan sebagai reaksi ke kanan (→) dan reaksi balik dituliskan sebagai reaksi ke kiri (←). Sebagai contoh, untuk reaksi umum A + B ⇌ C + D, laju reaksi maju dituliskan sebagai vA, laju reaksi balik dituliskan sebagai vB, dan konstanta kesetimbangan kimia dituliskan sebagai K.
Konstanta kesetimbangan kimia (K) merupakan suatu nilai tetap pada suhu dan tekanan tertentu yang menggambarkan keseimbangan antara konsentrasi zat-zat dalam reaksi kimia. Nilai K dinyatakan sebagai hasil bagi antara hasil kali konsentrasi produk (C) dan hasil kali konsentrasi reaktan (A dan B) yang dinaikkan pada pangkat masing-masing koefisien stoikiometri dalam reaksi kimia. Secara matematis, persamaan umum untuk konstanta kesetimbangan kimia dapat ditulis sebagai berikut:
K = [C]^c[D]^d / [A]^a[B]^b
Dimana [A], [B], [C], dan [D] masing-masing merupakan konsentrasi molar dari zat A, B, C, dan D dalam larutan pada saat kesetimbangan dicapai, dan a, b, c, dan d adalah koefisien stoikiometri reaksi kimia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia antara lain:
Konsentrasi: Perubahan konsentrasi suatu zat dalam suatu reaksi dapat menggeser kesetimbangan kimia. Menambahkan zat reaktan akan mendorong reaksi ke arah produk, sedangkan menghilangkan zat produk akan mendorong reaksi ke arah reaktan. Prinsip Le Chatelier menyatakan bahwa suatu sistem dalam kesetimbangan akan menyesuaikan diri untuk menghadapi perubahan konsentrasi dengan menggeser kesetimbangan ke arah yang mengurangi efek perubahan tersebut.