PH3 (Fosfin)
H2O (Air)
H2S (Hidrogen sulfida)
Pada urutan penulisan unsur-unsur tersebut dalam rumusnya tidak beraturan, sehingga pada contoh-contoh ini menunjukkan bahwa H ditulis pertama dalam air dan hydrogen sulfide, sedangkan H ditulis terakhir dalam rumus senyawa lainnya. Misalnya pada AsF3 atau arsenik trifluorida yang berarti bahwa terdapat satu atom As dan tiga atom F dalam tiap molekulnya.
Kemudian pada penamaan senyawa asam dan basa, pada penamaan senyawa ini dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan penamaan senyawa asam dan penamaan senyawa basa. Pertama yaitu pada penamaan asam. Jadi, asam (acid) ini dapat digambarkan sebagai zat yang menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika dilarutkan dalam air. Rumus pada asam ini terdiri dari satu atau lebih atom hidrogen dan gugus anion.
Anion dengan nama yang berakhiran “ida” itu mempunyai bentuk asam dengan nama yang diawali dengan kata “asam” dan diikuti dengan nama anion tersebut, misalnya pada HCl atau asam klorida. Nama yang digunakan pada senyawa ini bergantung pada bentuk fisiknya.
Pada wujud cair atau gas, HCl ini adalah senyawa molekuler yang disebut sebagai hidrogen klorida. Jadi ketika dilarutkan dalam air, maka HCl ini akan terurai menjadi ion H+ dan Cl-, sehingga disebut sebagai asam klorida. Kemudian asam yang mengandung hydrogen, oksigen, dan unsur lain itu disebut sebagai asam okso (oxoacid). Rumus okso ini biasanya diawali dengan H dan diikuti dengan unsur pusat dan kemudian O, seperti pada contoh sebagai berikut ini:
HNO3 (asam nitrat)
H2SO4 (asam sulfat)
H2CO3 (asam karbonat)
HClO3 (asam klorat)