Mohon tunggu...
Ai Ni
Ai Ni Mohon Tunggu... -

Disuatu lembar yang putih, yang bebas kamu tulis dengan kehendak alur yang kamu mau., Tetaplah seperti dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selamat Pagi Cinta #1

16 Februari 2011   10:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:32 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pria baru yang kemaren siang ada diruang kerjaku selama 10 menit, hadir lagi dengan rona wajah yang lebih ceria sebelumnya. Suaranya yang keras membuatku sedikit merasa terganggu apalagi Vero (teman kerjaku yang super gesit, tak kalah heboh sendiri)

"Pagi Din..!" sapa Reffa pada Adin

"Siang kali!" balas jutek Adin

"Ga ada bedanya ya kamu seperti dulu, " bisik Reffa

"Beda donk, Gw udah lebih mikir daripada pertama kali dulu gw ketemu loe ! Bebr Adin memalingkan wajahnya

"Gw yakin, hati loe masih buat gw,"

"Ngarep loe," balas Adin yang langsung pergi dari percakapan tadi.

Sudah jam empat sore, pria yang menegurku tadi malah santainya diruang tunggu sambil terkantuk-kantuk. kasihan dia ! Dia sama sekali gak berubah, tapi aku yang berubah, bahkan sudah tidak ada satu digit hurufnya lagi dihatiku. Mungkin ini terlalu sadis tapi apa boleh buat.

"Mungkin karena pertunangan ini kan, Din? lirih Vero dimuka kusam Adin sambil menyentuh kilau cincin pertunangan karibnya itu.

"Gw ma Akbar udah tunangan, dan semua tahu itu," greget Adit memeluk sahabatnya yang satu tahun lebih muda darinya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun