Mohon tunggu...
Ayu Fitria Rahmadani
Ayu Fitria Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi/ Universitas Brawijaya

Saya Ayu Fitria, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya. Saya memiliki minat di bidang Broadcasting salah satunya announcer. Saya aktif dalam kegiatan di kampus salah satunya sebagai penyiar radio komunitas di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UB. Akhir-akhir ini saya tertarik membagikan konten di media sosial pribadi saya. Mungkin akan menjadi hobi baru untuk saya kedepan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Generasi Z dan Baby Boomers: Bisakah Berkomunikasi Tanpa Perang? Etika Jawabannya!

5 Juni 2024   23:25 Diperbarui: 5 Juni 2024   23:54 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di era digital yang terus berkembang ini, kita sering kali menyaksikan benturan komunikasi antara generasi yang berbeda. Salah satu konflik yang sering terjadi adalah antara Generasi Z, yang dikenal dengan kecakapan teknologinya, dan Baby Boomers, yang cenderung lebih tradisional dalam pendekatannya. Perbedaan ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan frustrasi dalam komunikasi, sehingga memicu konflik yang sering disebut "perang generas." Hal ini sering terjadi di lingkungan kerja, masyarakat luas, bahkan keluarga. Banyak dari mereka Generasi Z merasa bahwa mereka kerap diperlakukan tidak sesuai dengan zamannya. Begitupun dengan Baby Boomers mereka merasa dengan kecanggihan yang dimiliki Generasi Z, etika dan perilaku yang sudah ada dan diterapkan dari dulu kini kian luntur.

Pertanyaannya pun muncul: Bisakah kedua generasi ini berkomunikasi tanpa perang? Jawabannya mungkin terletak pada etika komunikasi yang baik.

Generasi Z dan Perubahan Komunikasi

Generasi Z, yang merupakan mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, telah tumbuh dengan teknologi sebagai bagian alami dari kehidupan mereka. Mereka terampil dalam penggunaan media sosial, pengolahan informasi secara instan, dan kolaborasi daring. Komunikasi bagi Generasi Z adalah hal yang cepat, visual, dan sering kali tanpa batas geografis.

Namun, meskipun keahlian teknologinya tinggi, Generasi Z sering kali dihadapkan pada kesulitan dalam berkomunikasi secara langsung atau dalam konteks yang lebih formal, seperti di tempat kerja. Mereka mungkin kurang terbiasa dengan bahasa formal dan protokol komunikasi tradisional. Di lingkungan keluarga pun ketika mereka memiliki orang tua yang Baby Boomers mereka kerap merasa telah di didik tidak sesuai dengan zaman, itu juga menjadi kesulitan untuk mereka, sehingga memicu pertengkaran di lingkup keluarga jika tidak dikomunikasikan dan tidak adanya keterbukaan antara orang tua dan anak. Ketika Generasi Z menghadapi masyarakat luas dalam konteks Baby Boomers, mereka juga merasa kesulitan karena harus menyesuaikan cara bersikap dan lain-lain.  

Baby Boomers dan Tradisi Komunikasi

Di sisi lain, Baby Boomers, yang lahir antara tahun 1946 hingga pertengahan 1960-an, cenderung lebih terbiasa dengan komunikasi tatap muka dan lebih formal. Mereka mungkin menghargai komunikasi langsung dan lebih suka berkomunikasi melalui telepon daripada melalui pesan teks atau media sosial. Bagi mereka, nilai-nilai seperti sopan santun, kesopanan, dan hierarki sering kali menjadi bagian penting dari komunikasi.

Namun, tantangan bagi Baby Boomers mungkin muncul ketika mereka berhadapan dengan teknologi yang terus berkembang dengan cepat. Beberapa dari mereka mungkin merasa ketinggalan zaman dalam hal penggunaan teknologi baru atau mungkin merasa tidak nyaman dengan cara baru berkomunikasi yang digunakan oleh Generasi Z.

Etika Komunikasi sebagai Penghubung 

Pertanyaan mendasar adalah apakah Generasi Z dan Baby Boomers dapat menemukan titik temu dalam komunikasi mereka. Jawabannya mungkin terletak pada pengembangan etika komunikasi yang baik dari kedua belah pihak. Etika komunikasi adalah seperangkat aturan atau norma yang mengatur cara individu berkomunikasi dengan orang lain.

Pertama, kedua generasi perlu saling menghargai cara berkomunikasi masing-masing. Generasi Z dapat menghargai pengalaman dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh Baby Boomers dalam komunikasi langsung, sementara Baby Boomers dapat menghargai keahlian teknologi dan ketangkasan dalam komunikasi digital yang dimiliki oleh Generasi Z.

Kedua, kedua generasi perlu belajar untuk beradaptasi. Generasi Z dapat belajar untuk mengembangkan keterampilan komunikasi langsung dan penggunaan bahasa yang lebih formal, sementara Baby Boomers dapat belajar untuk lebih terbuka terhadap teknologi baru dan menemukan cara untuk menggunakan platform digital dalam komunikasi mereka.

Ketiga, penting untuk menciptakan lingkungan komunikasi yang inklusif dan mendukung. Hal ini memungkinkan kedua generasi untuk merasa nyaman untuk berbagi pandangan dan ide-ide mereka tanpa takut dihakimi atau diremehkan.

Membangun Jembatan Antar-generasi

Melalui etika komunikasi yang baik, Generasi Z dan Baby Boomers dapat membangun jembatan yang kuat antara mereka. Mereka dapat saling belajar satu sama lain, menggabungkan keahlian dan pengalaman mereka untuk menciptakan lingkungan kerja dan masyarakat yang lebih baik.

Perusahaan dan organisasi juga memiliki peran penting dalam memfasilitasi komunikasi antar-generasi yang efektif. Mereka dapat menyediakan pelatihan dan sumber daya yang mendukung pengembangan keterampilan komunikasi bagi kedua generasi. Selain itu, mereka dapat menciptakan budaya kerja yang mendorong kolaborasi dan saling pengertian antar-generasi.

Kesimpulan

Meskipun Generasi Z dan Baby Boomers mungkin memiliki pendekatan yang berbeda dalam komunikasi, mereka dapat belajar satu sama lain dan menemukan cara untuk berkomunikasi secara efektif. Kunci utamanya adalah mengembangkan etika komunikasi yang baik, saling menghargai, beradaptasi, dan membangun jembatan antar-generasi. Dengan demikian, mereka dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung di tempat kerja dan dalam masyarakat secara luas. Dengan komitmen dan kerjasama dari semua pihak, kita dapat membangun jembatan komunikasi yang kokoh antar  generasi dan menciptakan masa depan yang lebih harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun