Kelompok KKNT 73.6.B yang merupakan mahasiswa UPN "Veteran" Yogyakarta melaksanakan webinar bertajuk Adaptasi Kebiasaan Baru dan Protokol Kesehatan di Masa Pandemi pada Sabtu (05/09) lalu.Â
Materi webinar yang diikuti kurang lebih 117 partisipan itu dipaparkan oleh dr. Defa Agripratama selaku narasumber dalam acara tersebut. Acara yang diadakan melalui Zoom ini diselenggarakan sebagai bentuk tanggung jawab mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat.
"Kita melihat bahwa masih banyak masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan. Mungkin karena mereka melihat ini sudah era AKB, berarti sudah aman. Padahal kan tidak seperti itu," ungkap Ulfa Awanda Rohmah selaku Wakil Koordinator sekaligus MC di webinar.
Webinar yang dibuka untuk umum ini mendapat respon yang positif dari masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan saat sesi tanya jawab interaktif.Â
Mulai dari pertanyaan mengenai bagaimana cara membangun kesadaran masyarakat tentang arti kesehatan, alasan mengapa harus mencuci tangan selama 20 detik, dan risiko penularan hingga gejala Covid-19.Â
Selain itu, ada pertanyaan tentang protokol kesehatan saat berbelanja di pasar tradisional dan juga tentang penyebaran virus melalui hewan. Menariknya, pertanyaan seputar daya tahan tubuh menjadi topik yang paling banyak ditanya saat sesi tanya jawab berlangsung.
Dini Arie Ramadhani, salah seorang peserta yang berasal dari Jakarta berpendapat bahwa konsep webinar yang diusung sudah cukup baik. Pematerinya juga menjawab semua pertanyaannya dengan baik dan jelas, sehingga tidak ada ambigu dan semacamnya.Â
"Kalau boleh dikatakan, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta itu mewakili pertanyaan banyak orang, karena selama ini menurut aku banyak orang yang pasti penasaran dengan jawaban pertanyaan-pertanyaan itu," ujar Dini.
Ia menambahkan, sebagai peserta ia merasa cukup puas dengan adanya webinar yang diadakan pada pukul 13.00 WIB tersebut. "Pengetahuanku jadi bertambah mengenai penyebaran virus itu melalui apa, tentang protokol kesehatan, sampai perlu atau tidaknya menjalankan rapid test," imbuhnya.