Mohon tunggu...
ayue endah lestari
ayue endah lestari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

love to laugh

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Titik Balik: Sanggupkah Saya?

21 November 2013   01:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:52 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hi, pa kabar?

Ga terasa waktu sudah berada di posisi tegak, saat semua manusia menjadi satu dengan nafas teraturnya. Bagi yang berpasangan, maka akan menyatu dengan seseorang lainnya, namun bagi masih sendiri saja, terpaksan menyatu dengan guling atau bantal, hahahahaha.

Di saat ini pulalah, sebagian manusia menyatu dengan Pencipta-Nya. Menundukkan kepala, membuka telapak tangan, menengadahkannya dan mengucapkan beberapa kalimat. Berdoa? Ya, lebih tepatnya mencurahkan seluruh isi hati pada Sang Pencipta Hidup.

Tak dipungkiri, manusia hidup di dunia nyata, penuh dengan rumit susahnya langkah. Setiap kali melangkah, melakukan sesuatu, entah itu baik atau bahkan buruk sekalipun, pasti akan merasakan yang namanya rumit dan susah. Lalu, apakah jalan keluarnya? apakah harus dengan berdiam diri tanpa melakukan sesuatu apapun? Menurut kamu?

Menurut pribadi, "nothing is going to happened" (terjemahan : ga akan terjadi apapun) bila hal diatas hanya bisa dilakukan dengan menunggu. Menurut beberapa sumber, menunggu adalah pekerjaan yang paling menyebalkan dan membuat sakit hati. Apa benar?

Di saat inilah, saat dimana yang biasa saya sebut "Titik Balik", titik dimana semua keburukan atau hal tak baik lainnya, saya coba gantikan dengan kebiasaan-kebiasaan baik. Caranya tidak mudah, karena kebiasaan buruk adalah hal yang menyenangkan terkadang. Titik balik berarti membalik kehidupan saya yang kelam menjadi terang, hitam menjadi putih dan kotor menjadi bersih. Caranya?

1. Melihat seseorang/sesuatu yang berada di sekitar diri kita dan berbagilah
2. Pejamkan mata dan lakukan meditasi
3. Dengarkan lagu sedih yang menyentuh hati dan kalbu-mu
4. Ingat orang tua mu

pertanyaan saya sekarang, sudah siapkah kamu mengalami proses hidup ini?

Thanks,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun