Mohon tunggu...
Ayu Eka Ratnasari
Ayu Eka Ratnasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

latte

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Berkarakter Pancasila dalam Era Modern dan Berdasarkan Tahun 1945

1 Juli 2024   09:10 Diperbarui: 1 Juli 2024   09:14 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PENDAHULUAN

 Jamak ilmuwan yang mendefunisikan pemimpin dalam pengertian seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan kelompoknya menuju cita-cita yang diinginkannya. Sedangkan yang dimaksud kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang demi mencapai cita-cita yang diinginkan.[1] Jika disederhanakan, pemimpin merujuk pada kata benda dalam arti oranag. Sementara itu kepemimpinan merujuk pada kata kerjanya. 

Dalam pendahuluan artikel ini saya ingin memberitahu bahwa pemimpin dan kepemimpinan ialah suatu proses seseorang yang ingin mempunyai suatu perusahaan namun ia masih belum menerapkan sikap berkarakter, sikap berkarakter ini penting untuk seorang yang ingin menjadi pemimpin di masa depan. 

Setiap pemimpin memiliki gaya masing-masing ketika menjalankan aktivitas di luar maupun aktivitas di dalam kantor. Ada pemimpin yang cenderung gemar menentukan keputusan tanpa mempedulikan anggota yang lain.

 Ada pula pemimpin yang lebih suka mengajak anggota-anggotanya untuk menentukan suatu keputusan. Perbedaan gaya kepemimpinan ini bisa ditentukan paling tidak oleh dua hal. Pertama, faktor lingkungan. Nah lingkungan ini sangat berpengaruh bagi kita di era sekarang, kalau tidak bisa memilih lingkungan mana yang positif dan negatif nantinya kita bisa kehasut oleh suatu lingkungan tersebut. 

Misalnya, seorang pemimpin cenderung akan sedikit melibatkan anggotanya ketika dituntut untuk menghasilkan sutau keputusan yang tepat dan cepat namun harus dengan detail. Disini bisa dilihat bahwa suatu lingkungan dapat memnentukan gaya kepemimpinan adalah berkarakter.

 

TIJAUAN PUSTAKA

Menurut Notonagoro bahwa di antara lima sila, sila ketuhanan yang maha esa yang paling sulit karena kerap dipersoalkan. Memang di dunia terdapat pendirian dan kepercayaan yang berkenan dengan ketuhanan, lebih-lebih kita dapat kepercayaan dari orang lain itu suatu anugrah yang bagus, yang sangat berlainan, begitu pula keadaannya di negara Indonesia. Soekarno, yang akrab sekali disapa Bung Karno, ketika berpidato di depan sidang BPUPKI 1 Juni 1945 menyatakan, prinsip kelima hendaknya untuk menyusun Indonesia merdeka  dengan bertakwa kepada tuhan yang maha esa.

Sesuai dengan nilai pancasila ketuhanan yang maha esa bahwa sebelum menjadi seorang pemimpin yang berkarater kita harus memeluk agama masing-masing serta untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya. 

Pemerintah juga harus turun tangan dalam penerapan ini biar bisa tau kalau jadi seorang pemimpin itu tidak harus mengatur maupun merampas uang rakyat dengan melakukan adanya bea cukai saja, tapi jadi seorang pemimpin untuk rakyat kecil ini harus kasih contoh ke arah hal positif dan biar masyarakat bisa mengikuti apa yang dilakukan pimpinan tersebut  serta seorang pemerintah harus memeberikan kebebasan kepada setiap penduduk indonesia untuk menghilangkan adanya bea cukai yang sering terjadi oleh warga indonesia.

Berdasarkan ketetapan MPR RI No. VII/MPR/2001 Tentang visi indonesia masa depan memerlukan beberapa indikator. Adapun indikator yang dimaksud sebagai.

  • Terwujudnya masyarakat yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia hingga ajaran agama, khususnya yang bersifat universal dan nilai- nilai luhur budaya, terutama kejujuran, dihayati dan diamalkan dalam perilaku kesehariannya.
  • Terwujudnya toleransi antar dan antara umat beragama.
  • Terwudujunya penghormatan terhadap martabat manusia.

 

METODE 

 Metode pancasila adalah pendekatan yang digunakan oleh pemerintah indonesia untuk mengambil keputusan dan membuat kebijakan. Pendekatan ini didasarkan pada prinsip-prinsip pancasila, yang merupakan dasar negara indonesia. Metode pancasila melibatkan penggunaan prinsip-prinsip pancasila dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan.

 Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan kebijakan sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip pancasila, dan bahwa mereka adil dan inklusif bagi semua warga tanpa memandang status atas dan bawah, meskipun di Indonesia maasih aja yang banyak berpikiran kecil seperti menanyakan kehidupan para tetangganya sambil menjatuhkan mentalnya.

 Metode pancasila juga bertujuan untuk memastikan bahwa mereka berkomitmen untuk membangun negara yang adil, makmur, dan berkeadilan bagi semua orang. 

Pendidikan yang digagas oleh Ki Hadjar adalah pendidikanyang nir-paksaan. Ia menyatakan bahwa istilah pedagogiek sebenarnya tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa kita secara tepat. Istilah yang hampir mendekati adalah momong, among dan ngemong. Konsep dan praksis pendidikan di perguruan taman siswa adalah pendidikan yang terlibat dalam masyarakat di Indonesia.

 HASIL DAN PEMBAHASAN 

 Dalam penghasilan ini kalau sudah berhasil menjadi seorang pemimpin yang mempunyai karakter yang positif maka ia dan perusahaanya akan berhasil untuk mengembangkannya hanya karena mempunyai energi maskulin untuk bisa memikat para pelanggan atau patner yang ingin mengunjungi perusahaan tersebut.

 Pemimpin berkarakter itu seperti mempunyai ke stabilan emosional saat melaksanakan rapat maupun sebelum memulainya rapat yang ada di perusahaan tersebut, karena tidak semua pemimpin mempunya karakter tersebut karena mereka sering kali tersulut emosi di sebabkan karena banyaknya tugas dan rekan kerja yang kinerja nya kurang bagus, mangkanya sebelum menjadi pemimpin harus mempunyai kestabilan emosional terhadap orang sekitar dan harus menerapkan energi positif

 

KESIMPULAN DAN SARAN 

KESIMPULAN

 Pemimpin dalam proyek konstruksi merupakan bagian penting karena perannya dalam berbagai hal guna mencapai kesuksesan perusahaan. Dalam proses pencapaian tersebut tentunya seorang pemimpin tidak bekerja sendiri melainkan bekerja bersama-sama dengan anggotanya. Seorang pemimpin pasti memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda tergantung pada karakter atau sifat pemimpin tersebut. 

Dalam organisasi atau kelompok gaya kepemimpinan seseorang dalam memimpin organisasi atau kelompok sangat berpengaruh terhadap kinerja anggota. Oleh karena itu gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin proyek merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kinerja dari karyawannya.  Dalam

 

penelitian ini penelitian difokuskan pada 3 (tiga) gaya kepemimpinan yaitu Otoriter, Delegatif dan Partisipatif dan selanjutnya mencari hubungan antara cara dan kemapuan pemimpin dalam mengatasi konflik. Dari hasil penelitan ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 

 

  • Dari hasil analisis rata-rata dan standar deviasi pada ketiga jenis gaya kepemimpinan manajer proyek diperoleh bahwa gaya kepemimpinan dari pemimpin responden yang diambil untuk kuesioner ini memiliki gaya kepemimpinan otoriter dengan ciri-ciri antara lain pemimpin memberikan deadline kepada pekerja dalam pelaksanaan tugas, pemimpin menekankan kesuksesan dalam tugas dan yang ketiga pemimpin memarahi karyawan yang membuat kesalahan. 
  • Dari perhitungan korelasi pearson terhadap hubungan antara cara dan kemampuan pemimpin dalam menyelesaikan konflik diperoleh hasil korelasi sebesar 0,678 dengan Sig = 0,00 < 0,05 yang berarti kedua variable signifikan atau terdapat hubungan antara cara dan kemampuan pemimpin dalam menyelesaikan konflik.

 SARAN

  • Perusahaan konstruksi pasti menginginkan pencapaian yang maksimal oleh sebab itu perusahaan membutuhkan pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan yang baik dan sesuai untuk dapat mengarahkan dan membawa anggotanya kepada kesuksesan. Maka perlu diperhatikan gaya kepemimpinan seperti apa yang baik dan sesuai dalam pekerjaan untuk mencapai kesuksesan. 

  • Dalam kegiatan proyek konstruksi akan selalu ada konflik yang terjadi oleh sebab itu pemimpin harus memiliki cara dan kemampuan untuk mengantisipasi dan menangani konflik agar tidak menjadi penghambat dalam pencapaian sukses.
  • Saran bagi peneliti lain, agar jumlah proyek dan responden yang diamati sebaiknya ditambah agar hasil yang didapat lebih akurat.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun